Lihat ke Halaman Asli

Penanaman Pendidikan Karakter Melalui Budaya Cium Tangan Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Mulyoagung 01

Diperbarui: 22 November 2022   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SD Negeri Mulyoagung 01, Kecamatan Dau, Malang

KABUPATEN MALANG - Seiring dengan perkembangan jaman, budaya seperti cium tangan atau salim dirasa mulai memudar. Banyak budaya asing yang lebih menarik perhatian generasi- generasi penerus bangsa kita. Sehingga hal yang dianggap kuno ini (salim), terkesan sepele dan pada akhirnya ditinggalkan.

Budaya cium tangan atau salim merupakan salah satu bentuk sikap yang menunjukkan rasa sopan, santun, hormat, kagum, bahkan setia terhadap orang lain. Budaya cium tangan sangat melekat pada masyarakat Indonesia terutama pemeluk agama Islam. Budaya cium tangan selain sebagai bentuk rasa sopan, santun, hormat, kagum, setia, juga tersirat berbagai makna di dalamnya. Salah satu makna tersebut adalah harapan orang tua atau guru yang mengajarkan budaya tersebut kepada anak-anak mereka agar menjadi orang yang rendah hati semasa hidupnya. Dalam Islam sendiri makna tersirat dari “salim” ini merupakan bentuk patuh terhadap Tuhan, orang tua, dan menjadi media perantara antara kebahagiaan dan doa dari tujuh malaikat.

Pemasangan banner "Ayo Salim" penunjang kegiatan sosialisasi.

Begitu dalam makna dari cium tangan atau salim ini dirasa tidak seimbang dengan eksistensinya. Semakin menurun kelestarian dari budaya cium tangan atau salim cukup menarik perhatian.

Pada Rabu, 16 November 2022, bertempat di SD Negeri Mulyoagung 01, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Kegiatan sosialiasi yang bertemakan "Efektifitas Penanaman Pendidikan Karakter Melalui Budaya Cium Tangan Pada Anak Sekolah Dasar" diselenggarakan. Dalam pelaksanaan kegiatan tidak hanya berisi penyampaian materi kepada siswa-siswi kelas III, juga terdapat beberapa fun games agar kegiatan terkesan lebih bermakna dan tidak monoton. Kegiatan tersebut digerakkan oleh beberapa mahasiswa angkatan 2021, Program Studi S1 Pendidikan Geografi, Departemen Geografi, Universitas Negeri Malang.

"Cukup sulit, apalagi sasaran kami adalah anak-anak yang diusianya cenderung lebih gemar bermain dan sukar untuk di arahkan. But so far, it's a good experience bagi kami, langkah luar biasa untuk perubahan yang lebih baik generasi penerus bangsa." ujar Iman selaku ketua pelaksana kegiatan. 

Pelaksana Kegiatan, Mahasiswa Universitas Negeri Malang bersama Wali Kelas III SD Negeri Mulyoagung 01.

Dengan membenahi kembali perubahan yang terjadi dari budaya cium tangan atau salim ini melalui sosialisasi pada anak-anak dibangku Sekolah Dasar. Merupakan langkah awal yang efektif guna membenahi karakter generasi penerus bangsa. Menanamkan mindset yang baik dan benar tentang budaya cium tangan kepada mereka sejak dini, juga menjadi perantara bagi pelestariannya agar tidak terkubur oleh budaya asing yang masuk ke negara kita. Melalui hal-hal sederhana dan kecil ini diharapkan akan membawa dampak yang besar di kemudian hari terutama pada diri mereka sendiri dan juga bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline