Lihat ke Halaman Asli

Anugrah Rahmatulloh

Freelance Researcher

Social Distancing, Antara Memutus Penyebaran Wabah dan Permasalahan Sosial Masyarakat

Diperbarui: 28 Maret 2020   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi social distancing (sumber: health.gov.au)

Situasi dunia terkait dengan wabah Novel Coronavirus (Covid-19) menunjukan peningkatan yang sangat signifikan. Rilis terakhir berbagai media Sabtu pagi (28/3), Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah pasien positif Covid-19 terbanyak. 

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Center for Disease Control and Prevention, Jum'at (27/3) waktu setempat, jumlah kasus Covid-19 yang terjadi sebanyak 85.356, lebih banyak dari Italia yang sebelumnya menjadi negara dengan penderita terbanyak. 

Adapun kasus yang tercatat di Indonesia, hingga Sabtu pagi sebesar 1.046 kasus. Penyebab meningkatnya kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia ini disebabkan oleh berbagai hal, baik penyebaran virus yang cepat melalui udara, hingga intensitas aktivitas masyarakat yang masih sangat tinggi.

Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah, dimulai dengan mempersiapkan Rumah Sakit rujukan bagi masyarakat yang diduga mengidap Covid-19, memberikan arahan isolasi mandiri bagi orang dalam pengawasan (ODP), serta pasien dalam pengawasan (PDP), hingga memberlakukan Rapid Test bagi masyarakat yang memiliki resiko besar terpapar Covid-19. Selain itu, berbagai anjuran juga disampaikan, mulai dari mencuci tangan selama 20 detik menggunakan sabun atau cairan antiseptik, hingga melakukan Social Distancing bagi masyarakat agar penularan Covid-19 tidak semakin menyebar. 

Social distancing adalah satu hal menarik dalam salah satu anjuran yang diberikan. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud Social Distancing? Apa yang terjadi dengan social distancing di masyarakat?

Berdasarkan artikel yang dikeluarkan oleh Public Health Departement, Santa Clara Valley Health & Hospital System, Social Distancing sendiri dinyatakan sebagai "...limiting large of group of people coming together, closing the buildings and canceling events"

Pengertian tersebut menunjukan bahwa social distancing merupakan suatu proses pengurangan atau penghentian aktivitas masyarakat yang dilakukan di luar rumah serta dengan melibatkan orang banyak. Selain itu, berbagai aktivitas yang memancing kehadiran banyak orang harus dibatalkan atau diundur. 

Melihat situasi saat ini jika dikaitkan dengan penjelasan di atas, maka wajar ketika salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah di berbagai belahan dunia adalah penutupan sekolah/instansi, pengurangan layanan, hingga melakukan penutupan wilayah di beberapa negara.

Pada dasarnya, social distancing dilakukan untuk memutus rantai pandemi Covid-19. Kurangnya aktivitas yang memicu perkumpulan dinilai mampu membatasi perkembangan virus. Karena virus covid-19 sendiri tidak akan bertahan lama jika tidak masuk dalam tubuh manusia, maka anjuran tersebut akan efektif untuk memutus rantai penyebaran virus karena tidak akan hinggap di manusia. 

Social distancing ini juga dilakukan karena virus ini menyebar melalui udara. Beberapa negara sudah membuktikan bahwa dengan social distancing, penyebaran virus Covid-19 bisa ditekan, tentunya dengan berbagai usaha lain. Beberapa negara tersebut diantaranya Korea Selatan dan Vietnam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline