Lihat ke Halaman Asli

Percaya Pada Kemampuan Diri Sendiri

Diperbarui: 26 Juni 2015   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada waktu kuliah saya pernah membaca sebuah buku yang berjudul, “The Little Engine That Could“, Buku itu bercerita tentang kereta api yang bergerak ke bukit dengan perlahan dan tersendat. Lokomotifnya berkata pada diri sendiri, “Aku bisa, aku bisa, aku bisa”. Kereta pun terus bergerak perlahan naik hingga tiba di bukit dengan selamat.

Pelajaran sederhana yang dapat diberikan ialah : percayalah pada kemampuan diri sendiri. Seandainya lokomotif itu tidak percaya akan kemampuannya tiba di atas bukit, bisa jadi kisah dalam buku itu berakhir menyedihkan.

Bukan hanya lokomotif itu saja yang dapat mengatakan, “Aku bisa, aku bisa, aku bisa”, tetapi Anda pun dapat melakukan hal yang sama. William Arthur Ward, penulis kondang asal Amerika mengatakan, ”Saya adalah pemenang, karena saya berpikir seperti pemenang, bersiap jadi pemenang, dan bekerja serupa pemenang.” Ternyata Ward betul, jika Anda berpikir menjadi seorang pemenang, maka memang benar Anda seorang pemenang. Tapi sebaliknya bila anda berpikir sebagai seorang pecundang, maka benar Anda seorang pecundang.

Maka itu saya kali ini mengajak Anda untuk melihat seberapa kuatnya pengaruh buah pikiran yang tercipta dalam Peta Pikiran kita yang didukung oleh Peta Hati kita dalam kemampuan kita meraih sebuah tujuan dalam proses menuju sukses. Yang akan memberikan kekuatan Sugesti dalam diri Anda, sehingga dapat memacu Anda untuk percaya pada kemampuan diri sendiri.

Tapi pada kesempatan ini perlu saya ingatkan kembali kepada Anda bahwa sukses bukanlah sebuah tujuan ,melainkan sebuah proses yang membawa kita meraih sebuah keberhasilan, tapi kebanyakan dari kita selalu mendapat pelajaran hidup dari orang tua kita bahwa, dalam hidup kita harus meraih kesuksesan, jadi sukses ini dijadikan sebuah tujuan. Sadari betul perbedaan ‘kesuksesan’ dan ‘keberhasilan’ ( Catatan ; Saya pernah membahas thema perbedaan ini dalam artikel saya yang terdahulu ).

Karena Sukses merupakan sebuah proses, sering kali kita mengalami kesulitan/hambatan dalam menjalaninya, Apa penyebabnya ?, Ya, kesulitan/hambatan ini sering kali tercipta akibat kesalahan diri kita sendiri, ironisnya kita jarang menyadari atas sebuah kekeliruan ini dan hal ini dapat terjadi secara berulang ulang tanpa adanya upaya koreksi, sampai ada pihak lain yang membantu untuk membuka pikiran dan hati kita atas sebuah kekeliruan ini. Parahnya lagi sering tercipta sebuah dugaan/Asumsi yang cenderung menghukum dan menyalahkan diri sendiri atas sebuah kegagalan/kekalahan, kadang bentuk nyatanya kita sering berpendapat, “Kenapa saya selalu mengalami kegagalan demi kegagalan dalam hidup saya ?”, Apakah ini benar ?, Mari kita buktikan bahwa pendapat selalu gagal ini adalah salah, karena kegagalan juga merupakan sebuah proses yang letaknya berdampingan dengan kesuksesan, bila dapat kita bayangkan bahwa hidup kita merupakan sebuah penjalanan/langkah kaki, maka kegagalan dan kesuksesan berada pada jalur pijakan anak tangga yang sama saat kita melangkah menjalani anak tangga tersebut, artinya pada setiap kegagagalan yang kita jumpai pada anak tangga saat itu dan melangkah ke pijakan anak tangga berikutnya, maka kesuksesan adalah pijakan terakhir dari pijakan langkah/perjalanan kehidupan kita.

Kesuksesan adalah sebuah keputusan mengubah ‘hambatan’ menjadi ‘kesempatan’ untuk meraih keberhasilan. ( Catatan ; hal ini juga sudah saya bahas dalam artikel terdahulu dengan judul Alasan, Dalih dan Belenggu Diri ).

Jadi agar kita bisa menjalani proses dari kesuksesan dan dapat meraih keberhasilan dalam segala tujuan kita, maka hati hatilah dengan kekuatan buah Pikiran Anda yang Anda ciptakan, yang juga akan didukung dengan kekuatan Hati Anda berupa sebuah penguatan berupa keteguhan hati, sehingga kekuatan sugesti ini akan mempengaruhi kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri.

Agar mudah mencerna maksud dari semua uraian saya ini, akan saya ikutkan beberapa Illustrasi yang memudahkan anda dalam menerima maksud dari tulisan ini.

Kisah heroik lokomotif itu dalam dunia nyata dibuktikan sendiri oleh Hendrawan, atlet bulutangkis Indonesia. Tahun 1997, Hendrawan dinyatakan sudah habis kemampuan prestasinya oleh PBSI. Karena faktor usia dan prestasinya yang menurun, PBSI bermaksud mengeluarkan Hendrawan dari Tim Pelatnas. Tapi Hendrawan punya keyakinan sendiri, bahwa ia percaya kemampuannya dan belumlah habis. Hendrawan masih percaya bahwa ia dapat meraih prestasi yang lebih baik lagi. Dengan keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi, dan diiringi kerja keras yang tidak lelah, Hendrawan menunjukkan kepada dunia bahwa ia memang mampu meraih prestasi luar biasa.

Hendrawan membuktikan kemampuannya telah sempat dinyatakan sudah habis. Tahun 1998, Hendrawan menjadi penentu kemenangan Tim Thomas Indonesia. Juga ia menjuarai Singapura Terbuka. Kemudian di tahun 2000, Hendrawan kembali menjadi penentu kemenangan Tim Thomas Indonesia. Di tahun itu pula ia mengukir namanya dengan meraih medali perak dalam Olimpiade Sydney. Masih di tahun yang sama, ia menjadi runner up Jepang Terbuka. Dan pada tahun 2001, ia menjadi Juara Dunia Tunggal Putra, sebuah gelar yang menjadi idaman pebulutangkis manapun di dunia. Tahun 2002, ia kembali membawa Indonesia mempertahankan Piala Thomas ke Tanah Air.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline