Engkau boleh berkata ini surat yang berpuisi atau sesukamu menyebut ini puisi yang bersurat...
Kepada Pemilik Puisi :
***
Dialah Rahab Ganendra
Kata-katanya adalah mantra
teramu indah sebagai mutiara
lembut nian terasa selayak sutra
menyentuh manja lekuk-lekuk indra
memandangnya rupawan semanis dara
banyaklah banyak yang terbius mantra
dalam kagum yang tiada tara
dalam decak bersuara
jujur tanpa berpura
Dialah Jansori Andesta
tiada masa tanpa merajut kata
masih dengan bait puisi ia bercerita
tentang pendusta yang sembunyi di balik tahta
tentang wanita yang mempermainkan mahkota
tentang bumi yang dilanda derita
tentang duka dan air mata
atau tentang dua wajah semesta
sekali waktu ia bermain dengan cinta
syairnya tak sekedar semata
Dialah Edy Priyatna
mantaplah ia duduk di sana
selayak bertahta di singgasana
seraya melihat, mendengar dan menyimak suasana
segala yang terbentang di dunia fana
pada daun, pada pasir, pada hujan dan gerhana
pada bulan, pada bintang, pada angin dan pelangi berwarna
mengalirlah kata-kata bermakna
bermuara di ujung pena
menumbuhkan puisi di desa rangkat yang ia bina
atau mengalirkannya di kanal fiksi Kompasiana
kata untuknya, sederhana nan mempesona
***
(Anugerah Os)
Lembah Permai, 1210 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H