Sebagai orang tua, sudah selayaknya jika kita mempersiapkan dana pendidikan untuk anak sedini mungkin. Apalagi di masa sekarang, yang pendidikan anak tak hanya mahal saat kuliah, namun sejak masuk sekolah dasar, jika orang tua memilih memasukkan anaknya ke sekolah swasta. Berdasarkan hasil survey yang saya lakukan untuk beberapa sekolah swasta berbasis agama di kota saya, biaya masuk SD berkisar mulai dari angka 10 juta rupiah.
Di jaman dulu, orang tua kita mungkin menyimpan dana pendidikan anaknya dalam bentuk investasi fisik seperti tanah, sawah atau juga emas untuk persiapan kuliah anak-anak mereka. Ada juga orang tua yang menyiapkan dana pendidikan lewat tabungan rencana atau asuransi pendidikan dengan jangka waktu yang sudah ditentukan. Saat anak mulai masuk kuliah, tanah, sawah dan tabungan pendidikan/asuransi tersebut bisa dicairkan demi memenuhi biaya masuk kuliah
Adapun bagi orang tua millenial seperti saya, pilihan dana investasi semakin meluas. Tak hanya berupa tanah atau emas, investasi pendidikan bisa berupa reksadana dan juga saham. Kita bisa mulai mengumpulkan dana kuliah ini sejak anak masih kecil dengan cara rutin berinvetastasi setiap bulannya sehingga seiring dengan semakin meningkatnya dana investasi maka juga akan semakin bertambah.
Meski demikian, kadang tetap muncul kekhawatiran di benak kita sebagai orang tua apakah dana yang dikumpulkan ini benar-benar cukup untuk membiayai anak hingga kuliah? Apalagi berdasarkan beberapa informasi disebutkan kalau inflasi di dunia pendidikan sangat tinggi. Bagaimana dengan mereka yang mungkin tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan finansial yang baik sehingga tidak mampu mengumpulkan dana pendidikan yang cukup untuk anaknya?
Untuk mengantisipasi hal-hal seperti ketidakmampuan orang tua dalam membiayai biaya kuliah anak ini, berikut ada beberapa pertimbangan yang bisa dipilih untuk pendidikan anak kita nantinya:
Pertimbangkan beasiswa
Selain mempersiapkan dana kuliah anak sejak dini, orang tua juga bisa mengarahkan anak untuk mencoba jalur beasiswa dalam hal pendidikannya. Beasiswa bisa didapat dari prestasi yang dimiliki anak entah itu dalam hal pendidikan atau prestasi lain seperti olahraga hingga tahfiz. Beasiswa yang dicoba ini bisa bisa berupa beasiswa untuk biaya masuk kuliah hingga juga beasiswa yang didapat saat anak sudah mulai berkuliah. Dengan mendapat beasiswa pastinya akan sangat meringankan biaya kuliah anak tersebut.
Sekolah kedinasan
Sekolah kedinasan bisa menjadi pilihan bagi mereka yang ingin melanjutkan kuliah namun terkendala biaya. Seperti yang kita tahu, sekolah kedinasan biasanya tidak mewajibkan untuk membayar biaya pendidikan bagi peserta didiknya. Malah setelah sekolah selesai, lulusannya langsung bisa bekerja di instansi pemerintahan. Jika sistem belum berubah di masa depan, melanjutkan pendidikan ke sekolah kedinasan bisa menjadi pilihan bagi anak-anak kita nantinya
Mengasah keterampilan lewat kursus
Jika uang kuliah belum terkumpul, kita juga bisa mendorong anak untuk mengasah keterampilan mereka lewat kursus dan pelatihan sehingga bisa menghasilkan uang sendiri untuk bisa menambah biaya kuliah. Saat ini dunia digital menawarkan banyak pilihan bagi generasi Z dan alpha dalam mengembangkan keterampilan mereka. Pekerjaan juga sekarang tak lagi melulu soal profesi yang harus dilewati jalur formal namun bisa juga berasal dari keterampilan seseorang mengolah data, kata dan kreasi. Dengan terus mengasah keterampilan ini, akan bisa menjadi batu loncatan bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan di kampus.
Kuliah memang merupakan salah satu fase pendidikan yang penting untuk dijalani, terutama bagi mereka yang ingin menjadi profesional. Namun jika ternyata ada kendala dalam mengumpulkan dana kuliah, kita bisa mempertimbangkan jalan lain dalam hal pendidikan anak sehingga permasalahan dana ini bisa diatasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H