Lihat ke Halaman Asli

antung apriana

ibu bekerja dengan 2 anak

Berkat Internet Aku Bisa Menyusui Anak Pertamaku

Diperbarui: 16 Juli 2022   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Pixabay

Bayi mungil itu sekarang sedang meminum susu lewat dot yang saya berikan. Beberapa waktu sebelumnya, dia menangis dan demam karena kehausan. Ini adalah hari kedua kelahirannya namun masih belum mendapat ASI karena ASI saya belum keluar. 

Berdasarkan teori yang saya ketahui, bayi baru lahir bisa bertahan sampai 3 hari tanpa diberi ASI. Namun ibu mana yang tidak panik saat mendapati badan anak panas karena tak mendapat ASI?

Beruntung adik saya memiliki stok ASIP anak keduanya sehingga bisa diberikan kepada saya. Dikirimkan stok ASIP tersebut lewat kurir ke rumah ibu saya dan langsung saya berikan kepada putri kecil saya. Saya sendiri merutuki diri karena sadar tak bisa memberikan ASI kepada anak pertama saya. Sial, kenapa aku tak menyadarinya selama ini? Ujar saya dalam hati. 

Puting datar dan ASI yang tidak keluar, itulah yang menjadi masalah pertama yang saya hadapi saat menjadi ibu untuk pertama kalinya. Perihal menyusui yang mulanya dianggap enteng membuat saya tak pernah melakukan stimulasi atau mengecek kondisi payudara saya. Padahal sebelum melahirkan saya sudah mengikuti kelas ASI yang diadakan oleh salah satu komunitas. Seharusnya saya tahu dan mengantisipasi hal seperti ini. Namun nyatanya setelah lahir semua ilmu yang saya dapatkan seolah menguap begitu saja. 

Saya kemudian menghubungi konselor ASI yang kebetulan 1 sekolah dengan saya di masa SMA agar bisa berkonsultasi atau diberikan penanganan. Sayangnya ternyata saat itu dia tak bisa datang ke rumah karena sedang di luar kota. Akhirnya saya pun mencari cara sendiri agar bisa menyusui anak secara langsung. Saya ambil handphone dan mulai mengetikkan kata kunci, "pengalaman menyusui dengan puting datar."

Begitu saya mengetikkan kata kunci tersebut, muncullah beberapa artikel tentang pengalaman mereka yang berhasil menyusui dengan kondisi puting datar. Tak cukup sampai di situ, saya juga menelusuri youtube untuk mencari tahu cara menyusui yang benar dan juga informasi tehtang puting datar ini. Tenyata saya menemukan cukup banyak video tentang menyusui cara menyusui yang benar dan juga pengalaman menggunakan media nipple shield bagi mereka yang berputing datar. Nipple Shield sendiri sebenarnya alat yang digunakan untuk melindungi puting ibu yang terluka saat menyusui. Namun rupanya alat ini bisa digunakan untuk membantu para ibu berputing datar untuk bisa menyusui anaknya. 

Mengetahui tentang hal ini, lekas saya menghubungi suami untuk membelikan benda bernama nipple shield tersebut. Setelah barang tiba di tangan saya langsung mencobanya. Wah ternyata agak sulit juga karena saya harus meletakkan nipple Shield ini dengan benar agar putri saya bisa menyusu. Untungnya di hari ke tiga setelah melahirkan ASI saya mulai keluar dan saya bisa mencoba alat ini langsung kepada putri saya. 

Meski sulit, putri saya ternyata bisa berkompromi dengan nipple shield yang terpasang di payudara saya. Setelah beberapa hari meminum ASIP milik tantenya, anak saya akhirnya bisa mendapat ASI dari saya. Beberapa kali saya harus memperbaiki posisi nipple Shield agar pas posisinya. Pengalaman paling pahit, puting saya lecet karena terus-terusan menggunakan nipple Shield ini untuk menyusui anak saya. 

Tak ingin terlalu lama bergantung pada media perantara, saya kembali mencari cara untuk bisa menyusui anak saya secara langsung. Lagi-lagi saya menonton video breastfeeding yang menunjukkan beberapa posisi ibu menyusui. Mulai dari posisi cradle hold, cross cradle hold, hingga posisi football hold saya coba agar anak bisa menyusu dengan nyaman. Pada akhirnya saya lebih nyaman menyusui dengan posisi cradle hold dengan bantuan bantal sebagai penyangga. 

Langkah selanjutnya adalah bagaimana caranya agar anak saya bisa menyusu langsung tanpa menggunakan nipple shield. Salah satu upaya saya adalah dengan sering memompa ASI sehingga flat nipple itu bisa keluar. Saya juga beberapa kali mencoba melepaskan nipple Shield dan mengajari anak saya untuk menyusu tanpa media tersebut. Alhamdulillah, setelah 1 bulan mencoba akhirnya saya bisa melepaskan nipple shiled dari payudara dan menyusui anak saya langsung dari sumbernya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline