Lihat ke Halaman Asli

Sri Mulyani Akan "Dijual"

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sri Mulyani

Siapapun boleh mendirikan partai politik. Saya pun boleh. Asalkan saya bisa memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah (KPU, MK dan Depkumham) saya juga bisa mendirikan partai. Tetapi partai politik dimanapun tetaplah menjadi fenomena. Selalu menimbulkan kontroversi (baca: masalah).

Kini muncul partai politik baru bernama Partai Serikat Rakyat Independen (Partai SRI). Partai ini akan mengusung Sri Mulyani menjadi Capres 2014. Dan jika dilihat dari namanya, partai ini memang sudah “nafsu” dengan Sri Mulyani. Lihat saja namanya jika disingkat menjadi “SRI”. Banyak orang memang menganggap Sri Mulyani tokoh yang kuat dan qualified untuk menjadi seorang pemimpin. Tetapi?

Mari kita kembali pada persoalan fenomena partai politik. Partai politik memang selalu identik dengan ketokohan. Partai politik akan selalu menjadi perahu yang menghantarkan seseorang yang ditokohkan menjadi orang nomor satu. Setidaknya menjadi RI 1. Untuk itulah kita kerap terpaksa dihipnotis oleh kehadiran tokoh yang berada pada partai politik tertentu. Atau jika kalimatnya dibalik menjadi kita terhipnotis oleh partai politik tertentu yang mengusung tokoh yang menurt kita qualified.

Masih ingatkah kita pada Pemilu 2004? Ketika seorang Susilo Bambang Yudhoyono yang notabene adalah pembantu Presiden Megawati mendirikan sebuah partai politik dengan elegan. Bernama Partai Demokrat. Se-elegan Partai Demokrat di Amerika. Kala itu banyak diantara kita terhipnotis oleh ketokohan SBY. Bahkan saat itu banyak orang mengatakan SBY itu ibarat “Mutiara Diatas Lumpur”.

Tetapi partai politik tidak hanya bisa mengandalkan tokoh sentral. Di dalam sebuah partai politik begitu banyak kepala yang di dalamnya terdapat otak dan nafsu. Ketika suatu partai politik sudah merasa di atas angin maka kepala-kepala berisi otak nafsu itu akan abused of power. Menyalahgunakan kewenangan. Menjilat sana-sini. Merayu sana-sini demi urusan beberapa jengkal dibawah otak mereka, yaitu perut. Hmm.. mungkin juga satu jengkal lagi dibawah perut… Mereka akan terlena. Terlupa betapa partai politik itu dibangun berdasarkan susah payahnya berbagai pihak. Atau mungkin karena mereka-mereka ini juga termasuk yang susah payah, sehingga ketika mencapai titik kemenangan mereka akan berusaha mengembalikan modal awal, kalau perlu take profit (baca: korupsi)

Nah, kini muncul Partai SRI. Didirikan oleh beberapa pengamat dan surveyor serta analis politik. Ada Arbi Sanit (pengamat politik senior), Daminus Taufan (aktivis), Goenawan Mohammad (sastrawan), Rahman Tolleng (mantan anggota DPR), Fikri Jufri (Redaktur Senior Majalah Tempo), Dana Iswara Basri (mantan presenter RCTI), M Husni Thamrin (aktivis LSM), Budi Arie Setiadi (wartawan), Susi Rizky Wiyantini dan Sony Sutanto (keduanya aktivis Solidaritas Masyarakat untuk Keadilan atau SMI-K).

Di dalamnya memang tidak ada Sri Mulyani, tokoh yang kerap disebut. Tetapi mereka begitu bernafsu dengan Sri Mulyani. Mereka akan menjual Sri Mulyani demi memenangkan Pemilu 2014. Ini artinya mereka ini terobsesi menggantikan tokoh-tokoh politik lainnya yang kini sedang duduk di Senayan maupun di Istana serta di Kementerian.

Lalu jika kita bandingkan dengan Partai Demokrat dimana SBY adalah pendirinya, para fungsionaris partai ini saja lupa bahwa SBY-lah yang mendirikan partai ini. Lihat saja, ada Ruhut Sitompul yang kerap jadi pelempar isu alih-alih survey, ada Marzuki Alie yang kerap disebut Marzuki Alay karena ucapannya yang sering kontroversial, dan yang paling heboh saat ini yaitu M Nazarudin yang korupsi dan lari tunggang-langgang menghindari kejaran petugas. Semuanya orang-orang Partai Demokrat. Partai yang membesarkan mereka. Mereka mengkhianati SBY yang membesarkan mereka.

Dari sini akan muncul kekhawatiran jika benar Sri Mulyani kelak ditokohkan di Partai SRI dan memenangkan Pemilu 2014, maka bukan mustahil Sri Mulyani hanya akan menjadi “tuyul” yang diperalat oleh orang-orang penuh nafsu di Partai SRI. Lagi-lagi demi urusan perut dan sejengkal dibawahnya…

Dan demi urusan perut, saya juga bisa bikin partai politik baru bernama Partai TRI… karena nama saya OM TRI. :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline