Kokok adalah seekor ayam jago yang menarik hati. Bulunya halus dan mengkilap. Langkahnya pun sangat tegap. Dia tinggal di rumah seorang petani yang bernama Pak Darmo. Pak Darmo sangat sayang kepada Kokok. Dia tidak pernah lupa memberi makan Kokok tiap pagi sampai kenyang. Karena Kokoklah yang memberi tanda dimulainya kegiatan makhluk lain setiap pagi dengan berkokok. Walaupun kadang - kadang Kokok terlambat bangun pagi, namun Pak Darmo sangat menyayangi ayam jagonya itu. "Oh mungkin kemarin siang Kokok bermain sampai jauh dan kecapekan" Demikian kata Pak Darmo tiap kali Kokok terlambat bangun pagi.
Karena sering dibiarkan terlambat bangun pagi oleh Pak Darmo, lama kelamaan Kokok jadi terbiasa dan selalu terlambat bangun pagi. "Buat apa aku harus bangun pagi - pagi? Toh Pak Darmo tidak pernah menghukumku" Pikir si Kokok " Akhirnya sekarang Kokok menjadi ayam jago yang pemalas. Ketika ayam - ayam yang lain sudah kenyang makan pagi, Kokok baru terbangun dari tidurnya. Namun Kokok tidak merasa kuatir karena Pak Darmo sudah menyisihkan bagian untuknya.
Pada suatu hari Bu Darmo sakit keras dan harus dirawat di rumah sakit yang berada di kota. Karena itu Pak Darmo meminta bantuan kepada tetangganya yang bernama Badu untuk merawat hewan - hewan peliharaan Pak Darmo. Karena Badu juga harus bekerja di pasar, maka tidak seperti hari biasanya kegiatan di mulai lebih pagi. Badu juga membuat perapian di dapur lebih besar dari biasanya. Hal itu mengesalkan si Kokok karena membuat matanya silau dan bangun pagi - pagi.
Siang itu Kokok merasa sangat lemas karena masih mengantuk. Dia bertekad malam ini akan tidur di pohon agar terhindar dari silaunya perapian dapur. Malam pun tiba dan Kokok benar - benar tidur di atas pohon. "Kokok.. Kokok.." Badu memanggil si Kokok, tetapi si Kokok diam saja. Akhirnya Badu menyerah dan mulai masuk rumah dan tidur.
Udara yang dingin membuat Kokok susah untuk memejamkan mata. Tetapi dia tidak bisa beranjak dan masuk ke kandang karena sudah terlanjur dikunci pintunya oleh Badu. Belum lama Kokok mulai terlelap tiba - tiba dia terbangun dan kaget mendengar suara yang asing. Suara yang menakutkan itu berasal dari Burung Hantu yang bertengger di dahan tepat di atasnya. Kokok hanya terdiam karena takut dengan wujud si Burung Hantu yang menyeramkan.
Dini hari si Burung Hantu akhirnya pergi. Dan Kokok menjadi senang karena dia bisa mulai tidur lagi. Kokok merasa belum lama tertidur tetapi dia kaget lagi dengan suara - suara riuh rendah di sekelilingnya. Ternyata suara - suara itu datang dari sekelompok kelelawar yang sedang mencari buah - buahan. Kokok kesal bukan main dan mencoba mengusir mereka. Akan tetapi kelelawar - kelelawar tersebut tidak mau pergi bahkan mereka malah mengganggu si Kokok. Mereka melempari si Kokok dengan biji buah yang habis mereka makan.
Menjelang pagi kelelawar - kelelawar tersebut sudah kenyang juga ditambah puas menggoda si Kokok. Akhirnya mereka kembali ke sarangnya. Tak lama kemudian Kokok tertidur kembali dengan pulas.
Kokok memicingkan matanya karena merasa silau. Tetapi ternyata silau tersebut bukan dari perapian di dapur, tetapi dari sinar matahari yang sudah tinggi. Ternyata hari sudah siang dan Kokok merasa lapar. Setelah meregangkan otot dengan beberapa kali kepakan sayap, Kokok bergegas menuju tempat biasa Pak Darmo memberi ayam - ayam makan. Tetapi Kokok memjadi sangat kecewa dan hampir menangis karena makanan yang disediakan sudah habis dan tidak nampak si Badu karena sudah berangkat ke pasar. Kokok menyesal telah menjadi ayam jago yang pemalas. Dia berjanji mulai hari ini akan kembali menjadi ayam Jago yang bertugas membangunkan makhluk lain untuk memulai kegiatan dengan cara bangun pagi tepat waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H