Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Detriantoro

Tetap mencoba melangkah

Nabi Muhammad Tauladan bagi Seluruh Umat

Diperbarui: 14 Desember 2017   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Telah sekian lama kuembuskan nafas tetapi belum lagi kutuliskan sesuatu di sini. Walaupun begitu, di tengah rasa malas menggerakkan jari, mengetik satu demi satu huruf tetap saja kupaksakan.

Memang benar apa kata orang bijak, kalau tidak pernah mencoba tak akan pernah menikmati. 

Assalamualaikum Wr.Wb.

Salam sejahtera bagi kita semua

.....................................................................

Setiap hari berdiri di depan kelas memberikan beragam materi yang bahkan saya belum begitu yakin dapat mengaplikasikannya dengan baik. Mengajari Siswa berbagai macam materi, tetapi saya pun merasa masih banyak belajar. Belajar memanglah harus sepanjang hayat. 

Fenomena "Kids Jaman Now", anak "Generasi Micin" sempat membuat saya bingung beberapa hari ini. Awal mulanya saya kebingungan menghadapi beberapa anak seusia SD. Mereka tiba-tiba menyanyi "Kids Jaman Now, Kids Jaman Now... di dalam kelas. Kalau dibandingkan dengan kriteria saya waktu masih SD. Saya akan takut dan pasti menaruh hormat kepada Tutor di depan kelas. Tetapi kebanyakan anak zaman sekarang memanglah seperti itu.

Pendekatan pengajaran pun harus berbeda, disesuaikan dengan arus perubahan zaman dan perkembangan teknologi yang pesat, tetapi kita tidak boleh kalah dengan mereka.

Kids Jaman Now ataupun Kids Jaman Old adalah lagu ciptaannya Ecko Show. Sempat trending topik di Youtube beberapa waktu lalu. Ternyata saya ketinggalan berita dan baru tahu istilah Anak Generasi Micin ngetren ternyata akibat lagu itu.

Tak dapat dipungkiri, akibat arus internet polah anak berubah. Segi positifnya sebenarnya banyak, tetapi segi negatifnya juga menghawatirkan. 

Kesibukan orang tua memang sebenarnya yang menjadi biang keladi anak menjadi tidak terkontrol. Di tengah tak terbatasnya dunia dalam genggaman tangan seharusnya orang tua lebih peduli terhadap perkembangan dan masa depan anak-anaknya. Baru kemudian peran Guru dan warga masyarakat yang perlu disalahkan jika memang fenomena negatif pergaulan remaja semakin sakit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline