Lihat ke Halaman Asli

Jantung bocor, Ujang pasrah tidak ada biaya

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13515282842101981064

Payakumbuh- Saya baru saja berkenalan dengan tetangga baru pindah rumah. Namanya Ujang (samaran). Kontrakan ujang, tepat di sebelah rumah saya. Kontrakan kami menyatu, maklum rumah petak. Pada pertemuan perdana, kami saling memperkenalkan diri satu sama lain. Tanpa disangka, Ujang curhat pada saya, ia mengaku punya anak 2 orang. Anak pertamanya laki-laki,bernama Fadil (samaran), sedangkan anak keduanya perempuan. Fadil berumur 3 tahun.  Pernah dibawa konsultasi ke dokter ahli jantung anak di RSUP M. Djamil Padang. Kata dokter, Fadil mengalami Ventricular Septal Defect (VSD), yaitu penyakit jantung bawaan. Dokter menganjurkan agar Fadil dioperasi, apabila berat badan sudah 10 kg lebih. Ujar ujang menirukan. [caption id="attachment_220650" align="alignleft" width="300" caption="ventricular septal defect/ gambar by:http://jantung.klikdokter.com/subpage.php?id=2&sub=79"][/caption] Ujang menambahkan ,saat ini berat badan Fadil 8 kg. Walaupun berat badan fadil > 10 kg. Ia tidak mungkin bisa menjalani operasi, karena tidak punya biaya. Biaya yang harus dikeluarkan kurang lebih 100 juta rupiah dan tindakan operasinya harus di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Di RSUP dr M Djamil tindakan operasi tidak bisa dilakukan. Sepertinya, Ujang panik dan pasrah terhadap cobaan yang sedang dihadapi. Ujang sehari-hari mengais rezeki di pasar, sebagai pedagang kaki lima. Kadang-kadang jualan laku, dan sering mengalami rugi. Ujang tidak fokus berusaha, akibat dari memikirkan sibuah hati yang sedang mengalami kebocoran sekat bilik jantung. Saya sarankan untuk mengurus kartu JAMKESMAS. Ujang bingung, bagaimana cara mengurusnya? saya bilang, lapor ke kelurahan. lalu Ujang menjawab, ke kelurahan mana? saya baru saja pindah kesini. Saya juga bingung, tidak punya jawaban yang bisa memuaskan Ujang. Saya tawarkan, bagaimana jika pak Ujang cari sponsor/ donatur agar biaya yang mahal tersebut bisa di bantu oleh orang-orang dermawan. Misal, datangi koran, radio atau televisi agar apa yang pak Ujang dan Fadil harapkan bisa diceritakan oleh wartawan. Pak ujang belum memberi jawaban apa-apa terkait saran diatas. Pertemuan kami pun berakhir, karena Ujang dipanggil dadakan oleh seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline