- Belajar kok ngg ada persiapan apa-apa. Belajar seperti itu akan menjadi penghabisan waktu tanpa perubahan.
Sudah 2 semester saya belajar di Universitas, namun tidak ada perubahan yang menakjubkan dari diri saya baik dari segi pengetahuan atau pun keterampilan.
Tujuan masuk universitas adalah menjadi seseorang yang ahli dalam bidang jurusan yang diambil. Tetapi keilmuan yang dibagi di kuliahan tidak begitu menarik minat dan hasrat ingin mengetahui nya lebih lanjut. Hanya sebatas mengerjakan tugas-tugas, mengumpulkan banyak potongan-potongan ilmu yang memiliki referensi dan di satukan dalam sebuah makalah tanpa pernah di pahami benar-benar bahkan oleh sang presentatornya sekalipun.
Miris dan sia-sia. Berbeda ketika membaca buku-buku self improvment, membaca buku-buku di luar materi perkuliahan, buku-buku sejarah, buku -- buku psikologi, filsafat dan lain sebagainya. Merasa ada perubahan yang terjadi di dalam diri ya walau pun tidak sepenuh nya hafal dan paham tapi rasanya menakjubkan sehabis membaca buku.
Mungkin cara belajar saya yang lebih efektif lewat fisual ( penglihatan/ membaca ) dari pada audio ( cemarah ).
Perubahan yang saya inginkan adalah belajar efektif. Modal terbesar saya adalah waktu. Rasanya belajar 1 sampai 2 jam untuk mendengar mata kuliah yang begitu-begitu saja. Saya rugi lebih efektif saya membaca buku self improvment. Karena tidak ada perubahan yang saya inginkan ,
Saya merasa kehidupan masa remaja saya semakin liar dan bebas tanpa aturan. Semisal menulis. Saya tidak tahu opini-opini saya mendasar atau tidak. Saya menuliskan berdasarkan praduga saya yang lemah. Saat ini saya menulis dengan visi perubahan menjadi pembaca tulisan saya terhibur. Berbeda dengan tulisan diary-diary sebelumnya. Saya menulis karena menghendaki perubahan pada diri.
Namun sepertinya sekarang lepas kendali karena saya menulis berdasarkan ingin membuat perubahan kepada orang lain yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak suka menjadi suka, yang tadinya badmood menjadi goodmood, yang tadinya biasa-biasa saja menjadi luar biasa, yang tadinya merasa punya masalah sendiri menjadi merasa bersama dalam masalah yang sama. Atau mungkin sebelaliknya. Saya tidak tahu karena hasil perubahan itu ada di luar kendali. Saya hanya bisa memantau usaha saya, mengoreksi, memperbaiki, dan menyempurnakan caranya.
Menyambung isi dari judul tulisan ini. Ketika kita belajar berarti kita berkehendak untuk perubahan. Ada perubahan yang kita inginkan. Perubahan itu butuh persiapan mulai dari hal kecil : pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya perlu di perjelas : perubahan apa yang kita kehendaki ? seperti apa kita sekarang dan mau menjadi apa kita nanti ? . Jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut akan terus berubah sesuai dengan ketetapan. Dan persiapan yang cukup besar seperti harta benda penunjang pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H