Lihat ke Halaman Asli

Anton Tubagus Satrio

Menjadi manusia pembelajar

Dunia Perkontenan

Diperbarui: 2 September 2021   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Saya merasa dunia saya ditafsiri dengan konten bukan pengalaman. Yang paling dekat dengan realita adalah status whatsap. Semua orang membangun citra dirinya, membangun personal branding nya, semua orang bersuara. Saya senang jika Nana ( Najwa Amaly ) seperti apa yang saya bayangkan. Doi jarang atau sama sekali tidak pernah membuat status di whatsap dan jarang sekali post sesuatu di media sosialnya.

Doi menjalani hidup dengan sepenuhnya di dunia nyata. Berinteraksi dengan semua orang yang dia temui. Hidupnya damai walau pun tugas-tugas kuliah kadang menyambar pikiran dan hatinya tapi dia enjoy dan menjalankannya.

Keinginan dia adalah hidup sepenuhnya. Menikmati hidup, menjalankan tanggung jawab. Tidak begitu banyak keinginan tapi tidak juga pasrah dengan keadaan. Wajah nya selalu ceria, dan memberikan kegembiraan buat orang-orang disekitarnya. Doi tidak mau dikasihani tapi selalu berusaha untuk memberikan kasihnya. Doi mandiri.

Suatu ketika doi jatuh sakit dan lingkungan pun merasa kehilangan. Taman anak-anak nampak sepi karena tidak ada yang memberikan keceriaan. Ibu-ibu sibuk dengan gadgednya. Doi berpesan kepada teman laki-lakinya untuk menjalani hidup ini apa adanya. Taruh keinginan hati mu di sini. Pada saat sekarang. Tidak perduli dan tidak takut menjadi pasif. Menjalani tugas-tugas kehidupan yang menghampiri, dan keinginan untuk berinovasi terhadapnya.

Jangan iri dengan kehidupan orang lain. Fokus kepada orang-orang yang kamu sayangi. Ibu mu, ayah mu, kakak mu, adik mu, saudaramu, tetangga mu, baru lah teman-teman mu. 

Pikirkan kehidupan mereka apakah baik-baik saja. 

Jangan juga terlalu sibuk dengan kemajuan diri. Sibukan diri juga dengan kemajuan lingkungan tempat kamu hidup. Kamu mau membuat karya. Tapi kamu tidak mau ada yang mengetahui sebelum karya itu selesai ? berilah karya mu pada orang yang kamu sayangi. Walaupun dia tidak sayang kamu ( seandainya ) agar kamu berani.

Kamu mau mengubah hidup menjadi bermakna ? hidup lah dengan keinginan masyarakat. Jangan pandang masyarakat buruk. Jangan pandang masyarakat itu tersesat atau pun kuno. Opini publik adalah sumber keinginan juga. Tapi inget, jangan lupa dan jangan pernah tidak membaca buku dalam 1 hari. Kalau tidak mau mati jati diri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline