Lihat ke Halaman Asli

anton

Mahasiswa S2 Kajian Sejarah FISIP UNNES, Guru SMA

Manusia, Rasa, dan Sang Pencipta

Diperbarui: 13 Agustus 2023   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.unsplash.com/photo-1616336018513-b7e2404fdc63?ixlib=rb-4.0.3&ixid=M3wxMjA3fDB8MHxzZWFyY2h8Mnx8c2VuamF8ZW58MHx8MHx8fDA%3D&w=1000&q=80Inp

Hidup ini adalah kumpulan rasa yang silih berganti. Setiap saat perasaan manusia selalu berubah. Ada kalanya seseorang merasa teramat bahagia atas segala yang diterimanya. Adakalanya pula seseorang merasakan kepedihan yang mendalam. Bisa jadi fenomenanya serupa, namun respon setiap orang berbeda-beda. Saat mendapatkan kesenangan setiap orang akan mengekspresikan dengan beragam cara. Ada yang mengekspresikan diri dalam bentuk seperti lukisan, tarian, puisi, prosa, dan lain sebagainya. Begitunya juga dalam mendapatkan kepedihan hidup. Ada yang menangis sejadi-jadinya, depresi bahkan yang paling parah yakni menolak hidup alias bunuh diri.

Seseorang yang diberikan umur panjang tentu telah merasakan beragam rasa dalam kehidupan. Pengalaman itulah yang membuatnya lebih kaya akan pengalaman. Setiap kepedihan dan kesenangan telah ia rasakan. Sehingga tidak heran jika orang-orang tua selalu dimintai rujukan anak-anak muda dalam memahami hidup. Memang tidak mungkin apa yang dirasakan terwakili semua dengan kata-kata. Itulah kenapa terkadang seseorang baru mampu mengambil pelajaran saat mengalaminya langsung, padahal sebelumnya telah banyak nasehat dan kisah-kisah orang-orang terdahulu.

Kesedihan tak mungkin dipahami tanpa ada kesenangan begitu juga sebaliknya. Kedua rasa itupun datang silih berganti. Manusia hanya bisa mengondisikan pikirannya dalam memahami kenyataan hidupnya. Adakalanya rasa itu abadi dalam kenangan. Adakalanya rasa itu pudar seiring berjalannya waktu kemudian terlupakan. Adakalanya juga rasa yang diitinggalkan tetap membekas dalam ingatan seseorang dan mempengaruhi kehidupan setelahnya. Dalam ilmu Psikologi kondisi itu dinamakan trauma.

Kehilangan adalah keniscayaan

Sepahit dan semanis apapun kehidupan, semuanya akan berlalu itulah kenyataanya. Manusia hanya bisa pasrah menerimanya tanpa mampu sedikitpun mengubahnya. Waktu terus bergulir menggerus semuanya. Dahulu semua terasa indah saat berkumpul bersama namun seiring berjalannya waktu satu persatu semuanya telah berubah. Manusia hanya bisa mengingat-ingat kenangan manis itu yang kini telah menjadi semu. Bagi sebagian orang kehilangan  telah menjadi sesuatu yang menakutkan. 

Rasa takut dan khawatir itu sejatinya adalah penyakit yang akan mendatangkan penderitaan dikemudian hari. Betapa manusia tidak akan mampu menghindarinya. Semuanya akan meninggalkan dan ditinggalkan. Bahkan manusia hanya diminta oleh Tuhan hanya untuk mencintai apa yang telah diberikan-Nya tanpa harus memilikinya. Mencintai memiliki arti memelihara, memperhatikan, mempersembahkan yang terbaik. Menerima apapun yang dianugrahkan Tuhan kepada kita tanpa rasa memilikinya secara mutlak. Dengan demikian sejatinya sikap paling tepat saat manusia memperoleh kesenangan maupun kesedihan, yakni menyerahkan semuanya kepada Tuhan.

Semua kesenangan dan kesedihan datangnya dari Tuhan. Sikap ini sangat perlu dilakukan agar hati menjadi lapang dan penuh penyerahan diri kepada Sang Pecipta. Hidup manusia adalah rentetan rasa yang silih berganti. Dalam suatu waktu, manusia bisa menangisi kebahagiaanya, juga menangisi kesedihannya. Bahagia menyamput kedatangan sekaligus menangisi perpisahan. Dengan demikian yang harus kita pahami yaitu bahwa hidup bagaimanapun rasanya harus terus dijalani dengan rasa syukur dan penyerahan diri kepada Tuhan Sang Pemilik Alam Semesta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline