Rumah Sakit Panti Rini Sleman DIY baru saja dinobatkan sebagai Faskes Tipe D terbaik seluruh Indonesia oleh BPJS Kesehatan dalam ajang BPJS Kesehatan Award. Ada sejumlah kriteria sehingga RS Panti Rini mendapatkan penghargaan tersebut.
Diantaranya, Pelayanan tenaga medis kepada pasien yang ramah, pendaftaran pasien secara online melalui Anjungan Pendaftaran Mandiri (APM), Rekam medik digital, rujuk balik, dan penyerahan resep/obat secara online, sehingga ketika pasien tiba di apotek, obat langsung dapat diambil, tanpa perlu antri lama.
Direktur RS Panti Rini menyatakan, pelayanan tenaga medis yang ramah tersebut mampu diwujudkan, berkat pengembangan sistem online melalui aplikasi SIPARI, yang dikembangkan oleh tim IT internal.
"Jadi dengan onlinenisasi menggunakan aplikasi SIPARI tersebut, Dokter tidak perlu lagi banyak mencatat, sehingga pelayanan kepada pasien menjadi lebih cepat". Terang pria berkamata tersebut.
Sementara untuk kategori Faskes terbaik tipe C se-Indonesia disabet oleh RS Aisyiyah Ponorogo Jawa Timur. Sejumlah layanan unggulan di rumah sakit tersebut yakni, layanan pengantaran obat ke rumah dan pelayanan ambulance untuk mengantar pasien sampai rumah. Semuanya gratis dalam radius maksimal 30KM (kalo tidak salah).
Dengan semua inovasi tersebut, Dirut BPJS Kesehatan Prof Dr dc Fachmi Idris M.Kes berharap, pelayanan prima yang dicontohkan RS Teladan tersebut akan diikuti Faskes/faskes lainya.
"Harapanya dengan adanya role model seperti ini, yang sudah baik bisa melakukan yang terbaik, melakukan benchmark". Kata Fachmi usai mengunjungi RS Panti Rini Sabtu (24/08/2019).
Dirut BPJS Kes Fachmi Idris melihat APM
Diakui Fachmi, masalah mendasar pelayanan BPJS Kesehatan seperti sistem antrian online banyak yang belum efektif. Banyak pasien yang harus mengantri berjam-jam untuk mengantri. Belum lagi antrian di Poli. Untuk itu Fachmi pun meminta agar kondisi tersebut segera diperbaiki oleh faskes yang antrianya masih manual konvensional.
Melihat Aplikasi Obat Online
Sementara Dirut RS Panti Rini pun menyatakan tidka berkeberatan, jika aplikasi pelayanan berbasis onlone yang dikembangkan pihaknya, digunakan di faskes-faskes lainya. "Sudah pernah dilirik Kemenkes aplikasi buatan kami".