Lihat ke Halaman Asli

Antonius Ruron

Guru Penjas Sekolahan

Final UCL 2022: Mental King of Europe vs Mentality Monster

Diperbarui: 5 Mei 2022   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antonius Ruron & Maksimus Masan Kian Fans Garis Keras kedua tim. Dokumen pribadi

Liverpool lolos ke final di Paris nanti dengan melewati 2 pertandingan di babak sebelumnya melawan tim yang secara komposisi, kualitas pemain masih di bawah Liverpool.

Melewati hadangan Benfica yang tidak terlalu berat dan menghancurkan Villareal  yang secara taktis hanya mampu memberikan perlawanan selama 45 menit dalam 2 leg pertandingan semi final.

Jalan yang ditempuh Real Madrid untuk sampai ke final lebih rumit. Bagaimana tidak, babak quarter final & semi final harus diselesaikan dalam babak extra time. Gol di menit akhir dan 2 hadiah penalti menjadi 'penyelamat' untuk sampai ke partai puncak.

Bertemu Chelsea di Quarter Final dan jumpa Manchester City di semi final el real membutuhkan 11 gol dan kebobolan 9 gol.

Kedua tim sama-sama memiliki komposisi pemain yang komplit. Di setiap lini terdapat nama-nama bintang muda dan senior yang berpengalaman.

Sistem yang dibangun Jurgen Kloop di Liverpool musim ini telah mengantar mereka menuju Final di semua kompetisi yang diikuti. Termasuk perburuan gelar Primer Liga yang masih berlanjut hingga sekarang.

Sementara el real telah mengunci gelar liga lokal bersama sang striker Benzema yang tengah on fire, mencetak 43 gol dalam 43 pertandingan

Ke dua tim sejatinya telah bertemu pada Final UCL 2018. Pada pertandingan yang banyak drama, dari Ramos yang mencederai Salah sampai Blunder Karius  memberikan 2 gol untuk Real Madrid yang kemudian menjadi juara dengan skor 3 : 1.

Pertandingan tersebut telah mengubah total mental pemain liverpool yang sukses menjadi juara Liga Champions pada musim berikutnya dan mengakhiri puasa gelar liga Inggris pada tahun selanjutnya.

Skuat liverpool saat ini boleh dikatakan Liverpool telah lebih kuat dari skuat tahun 2018 lalu. Transfer pemain yang cerdas, sistem permainan yang lebih matang dan komposisi pemain yang jarang cedera pada musim ini memberikan keleluasaan untuk mengembangkan sistem.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline