Sabtu, 14 Mei 2022, Yayasan Komodo Indonesia Lestari (Yakines), Labuan Bajo yang diwakili oleh Titus Anggar selaku pendampinga lapangan yang mendampingi dua desa di wilayah kecamatan Komodo yakni Desa Pantar dan Desa Golo Tanggar melakukan penanaman pohon di dua sumber mata air yaitu mata air Wae Nike dan sumber mata air Wae Bue Desa Golo Tanggar.
Anakan kayu yang ditanam pada saat itu adalah anakan kayu lokal yang berasal dari Kabupaten Manggarai Barat. Terdapat beberapa jenis anakan kayu lokal yang ditanam pada saat itu antara lain langke, lokom, bancang, ara dan raping. Beberapa jenis anakan kayu lokal khas Manggarai Barat itu memiliki fungsinya masing-masing yakni sebagai pengikat dan penyaring air.
Anakan kayu lokal yang ditanam pada setiap mata air di kedua desa dampingannya itu sudah ia semaikan dalam plastik polyback di halaman depan rumahnya. "Semua anakan kayu yang saya pakai untuk kegiatan konservasi mata air biasanya saya semaikan terlebih dahulu. Tujuannya untuk memastikan bahwa setelah anakan kayu tersebut ditanam di mata air atau daerah aliran sungai (DAS) anakan kayu itu tidak layu atau mati." Jelas Titus Anggar.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa usia anakan kayu yang disemaikannya itu bisa mencapai lima sampai enam bulan sebelum dipindahkan ke lokasi tempat anakan kayu tersebut ditanam.
Upaya ini ditekuninya untuk mendukung program utama Yayasan Komodo Indonesia Lestari (Yakines), Labuan Bajo yakni pemberdayaan perempuan melalui konservasi sumber daya alam yang berkelanjutan. Salah satu bentuk konservasi sumber daya alam yang dapat dilakukan adalah dengan konservasi sumber mata air.
Kaum perempuan di setiap desa dampingan Yakines didorong untuk menjadi pioner atau pelopor utama dalam melakukan aksi perlindungan atau konservasi sumber mata air.
Kaum perempuan didampingi, disadari dan diberikan dorongan dan motivasi untuk melakukan penanaman pohon di sumber --sumber mata air karena kaum perempuan adalah kaum yang sangat rentan menjadi korban berlapis bila terjadi kekurangan air.
Tampilnya kaum perempuan pedesaan di garis terdepan dalam menlindungi mata air menjadi suatu gerak penyadaran baru bahwa untuk menjaga dan melestarikan sumber mata air tidak hanya dilakukan oleh kaum lelaki tetapi juga dapat dilakukan oleh kaum perempuan. Perlindungan terhadap mata air adalah tanggung jawab bersama.