Sejauh ini dampak bahasa ditilik selaras hakikatnya sebagai medium komunikasi antar anggota masyarakat dalam berinteraksi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri (KBBI, 2008).
Pada ranah pendidikan, bahasa diakui berdampak pada proses pembentukan diri pembelajar menjadi pribadi kompeten dan kritis dalam menghadapi aneka persoalan dunia nyata.
Pelbagai penelitian bahasa yang dihasilkan para akademisi pun diakui berdampak untuk perkembangan ilmu bahasa itu sendiri, juga penerapannya untuk pelbagai lini kehidupan praktis.
Meskipun demikian, dalam konteks NTT, bahasa belum dilirik sebagai potensi untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. Bagaimana bahasa dimanfaatkan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat? Jujur, pertanyaan itu telah saya gulati beberapa bulan terakhir.
Hal itu berawal dari sederetan pernyataan Prof. Dr. I Pratomo Baryadi, M.Hum. saat saya menempuh ujian tesis pertengahan Juli lalu, "Anda meneliti bahasa Anda sendiri, dan itu berarti Anda meneliti masyarakat Anda. Saya yakin, Anda telah memikirkan dampak terbaik penelitian ini untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat Anda. Silakan, Anda boleh berkomentar!"
Deretan pernyataan beliau itu sungguh mengagetkan saya mengingat tidak pernah terbersit dalam pikiran saya bahwa akan ada pertanyaan seperti itu.
Merespon beliau dengan menyajikan sejumlah manfaat dan saran di bagian awal dan akhir tesis, tampak ada hal yang luput. "Ya, semua manfaat dan saran Anda tepat. Jika Anda sudah tiba di daerah, janganlah lupa bahwa bahasa sebenarnya berdampak signifikan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pertanyakanlah, misalnya, bagaimana bahasa dapat membuat masyarakat sejahtera."
Sentilan Prof. Baryadi itulah yang mengingatkan saya bahwa dampak bahasa tidak cukup ditempatkan sebatas fungsinya, aplikasinya untuk pembelajaran, dan efek teoretisnya dari temuan penelitian. Lebih dari itu, bahasa merupakan sarana untuk membangun peradaban baru melalui inovasi peningkatan kesejahteraan hidup.
Bahasa untuk Turisme
Bahasa sebagai sarana untuk meningkatan kesejahteraan hidup masyarakat lokal bertali-temali dengan banyak bidang. Salah satu bidang yang menaut erat dengan bahasa sebagai motor penggerak peradaban ekonomi baru menuju kesejahteraan hidup masyarakat lokal ialah turisme.
Bidang ini terajut erat dengan bahasa terutama karena para turis yang bertandang ke bumi Flobamorata bukan sekadar beratensi untuk berekreasi.