Malam ini, suasana lapangan bulutangkis kampung saya tak seramai biasanya. Sepi. Hujan rintik,menebar suasana dingin.
Merasa lapar, saya pun keluar rumah, menghampiri gerobak Paijo yang sejak mahgrib mangkal deket pos ronda.
Udara dingin membuat rasa bakso Paijo begitu nikmat. Mengingatkan saya pada mantan, yang langsung kecanduan saat pertamakali saya suapi bakso Paijo, yang ter-viral di kampung saya.
Di sela rintik kecil hujan, usai makan, saya membuka obrolan.
" Jo, lo dari awal simpatisan capres kurus itu kan?
" Klo boleh tahu, kenapa?
Saya pun menghembuskan asap rokok dari sela bibir, pelan, membentuk lingkaran-lingkaran tak sempurna di udara..
Tanpa menatap, Paijo menghitung uang receh yang terkumpul di kotak kecil, dan berkata..
" Entah mas, baru kali ini saya begitu antusias sama pilihan saya.."
" Dulu, coblos ya tinggal coblos.."
" Tapi sekrang, saya merasa yang saya pilih bukan orang, tapi sebuah nilai.."
Paijo sejenak terdiam, dan melanjutkan..
" Mas paham kan?
Udara semakin dingin, dan saya memutuskan pulang..
Di kamar, saya termenung ditemani suara hujan yang kian deras..
Nilai...?
#dialogsecangkirkopi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H