Lihat ke Halaman Asli

Antoni Bahtiar

Entrepreneur

Pemerintah Tidur Masyarakat Bermimpi

Diperbarui: 15 Mei 2022   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peranap, 14 Mei 2022. 

Indragiri Hulu, salah satu kabupaten tertua di Riau harusnya sudah menjadi kabupaten berkembang, bersih, rapi dari sisi infrastruktur Jalan Raya jika dibandingkan dengan kabupaten baru pecahan dari Indragiri Hulu sendiri.

Realitasnya saat ini,  infrastruktur utamanya (jalan raya) Peranap -- Pasir Penyu Indragiri Hulu saat ini tidak lagi layak digunakan bahkan tidak lagi pantas dengan sebutan Jalan Raya. Lebih dari 40 Km Jalan Raya Peranap - Pasir Penyu rusak parah.


Pecahnya aspal karena tekanan muatan yang mengakibatkan rusaknya jalan dan terbentuknya lubang. Di sepanjang jalan, tidak kurang dari 500 meter akan ditemukan lubang dan lubang, seterusnya sepanjang 40 Km.

Kedalaman lubang di jalan berkisar antara 10 cm -- 60 cm. Tidak cukup di aspal jalan, badan jalan pun ikut menjadi korban kerusakan akibat pennyalah gunaan jalan raya oleh perusahaan perusahan tambang yang ada di Kecamatan Peranap.

inshot-20220514-153946963-627f71df18ffee4d8957a552.jpg

Menurut keterangan Warga setempat, setidaknya lebih dari 20 mobil pernah terbalik  pada tahun 2022 saja.

Pengalaman pribadi, selama 1 minggu di Peranap saya menyaksikan 3 kali Mobil City Card pernah tersangkut di jalan, bahkan saya pernah membantu untuk mendorong mobil tersebut saat perjalanan mudik dari Yogyakarta ke kampung halaman.

Keluhan masyarakat Inhu (Peranap khususnya) saat ini tidak hanya di rusaknya jalan yang menjadi persoalan penting, melainkan kesehatan yang menjadi ancaman utama karena debu dari tanah timbun yang tidak diaspal serta kotoran dari roda mobil proyek yang tidak dibersihkan sebelum memasuki Jalan Raya.

inshot-20220514-161225042-627f732e4b9a476a942addd3.jpg

Rusaknya Jalan Raya Nasional Peranap - Pasir Penyu ini disebabkan oleh pennyalah gunaan jalan oleh muatan mobil angkutan Batubara, salah satunya milik PT. SAMANTAKA BATUBARA Peranap dan masih banyak lagi perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah Kecamatan Peranap.

Menurut Yoshi Y, salah satu dari warga peranap yang tinggal di Jl. Napal, "setiap hari setidaknya lebih dari 100 mobil angkutan Batubara lewat di depan rumahnya". Ungkapan itupun senada dengan warga yang bertempat tinggal dipinggir Jalan Raya Peranap - Pasir Penyu.

Mobil angkutan Batubara dengan bobot puluhan ton yang keluar dari Jl. Napal  tersebut, nantinya akan melintas (menggunakan) Jalan Raya Peranap - Air Molek. Hal inilah yang menyebabkan rusaknya  jalan serta badan jalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline