Perkembangan teknologi di Indonesia mengakibatkan media konvensional mengalami perubahan menjadi media digital. Berdasarkan data dari datareportal (2023), jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2023 adalah sebanyak 212,9 Juta pengguna dari total populasi di Indonesia.
Perubahan media berita konvensional menjadi media digital disebut sebagai konvergensi media. Konvergensi media merupakan penggabungan dari banyaknya teknologi digital yang ada seperti media cetak, televisi, telepon dan komputer. Konvergensi media menciptakan keuntungan bagi perusahaan media. Hal ini karena konvergensi media memberikan pengaruh pada proses komodifikasi, baik komodifikasi isi, komodifikasi khalayak dan komodifikasi tenaga kerja. Konvergensi media muncul karena adanya konvergensi teknologi. Masyarakat cenderung memiliki ketergantungan untuk mencari informasi dan berkomunikasi menggunakan teknologi yang ada.
Berkembangnya teknologi yang semakin pesat memberikan peluang bagi media konvensional. Media konvensional memanfaatkan teknologi dengan menjadikan medianya sebagai media multiplatform. Hal ini bertujuan agar media konvesional tidak tertinggal dikarenakan semakin banyaknya informasi yang beredar di masyarakat hanya dengan menggunakan media online. Media online ditandai dengan meluasnya jaringan internet. Internet berfungsi sebagai jaringan bebas dan tidak terbatas yang menyediakan berbagai macam informasi bagi khalayak.
Kemudian, internet dapat digunakan sebagai alat komunikasi. Hadirnya internet, mengakibatkan sejumlah media konvensional harus turut serta memanfaatkan media tersebut. Tujuannya agar media konvensional tetapi memperoleh perhatian dari masyarakat sehingga tidak ditinggalkan sebagai media informasi. Dengan adanya internet, maka konsumsi berita tidak sama dengan sebelumnya sehingga memberikan pengaruh pada industri jurnalisme.
Jurnalisme merupakan proses pengumpulan, penulisan, penyuntingan dan penyajian berita di surat kabar, radio dan televisi yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan khalayak (Berkman & Suhmway dalam Suciati & Puspita, 2019:120). Hadirnya internet mengakibatkan industri jurnalisme berubah menjadi jurnalisme online. Pada masa sekarang, setiap saluran berita ataupun media memiliki medianya masing-masing untuk menyajikan berita yang akan dikonsumsi khalayak di media online. Industri jurnalisme juga dituntut untuk serba cepat dan update dalam mempublikasikan sebuah berita terkait informasi yang sedang terjadi di khalayak.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Jurnalisme, tentunya kita perlu mengetahui sedikit mengenai sejarah perkembangan jurnalisme di Indonesia.
Di Indonesia, jurnalisme berkembang pada abad ke-20 yang ditandai dengan munculnya surat kabar bernama Medan Prijaji. Surat kabar ini diciptakan oleh Tirtohadisuryo. Pada awalnya, jurnalistik memiliki peran sebagai media cetak yang digunakan oleh para pejuang kemerdekaan di Indonesia untuk memperoleh informasi yang diinginkan. Pada tanggal 11 September 1945, muncul lembaga penyiaran publik yaitu Radio Republik Indonesia (RRI). Pemerintah menggunakan RRI sebagai media komunikasi. Kemudian, di tahun 1962, muncul stasiun televisi pertama di Indonesia yaitu Televisi Republik Indonesia yang ditandai dengan siaran terkait Asian Games IV.
Pada abad ke-21, muncul bentuk jurnalisme baru yang ditandai dengan munculnya akses informasi secara cepat. Hal ini mengakibatkan jurnalisme berubah menjadi jurnalisme online. Perkembangan jurnalisme online di Indonesia tidak hanya ditandai dengan munculnya kehadiran situs berita saja, tetapi terdapat juga aplikasi aggregator berita. Contohnya seperti Line Today, IDN App dan Google News. Di Indonesia, jurnalisme online berkembang pada tahun 1998 yang ditandai dengan munculnya situs website berita yakni Detik.com. Detik.com didirikan oleh Budiono Darsono pada 9 Juli 1998.
Detik.com merupakan pelopor situs berita online yang mandiri karena situs ini mampu berdiri sendiri tanpa adanya media cetak sebagai pendukungnya (Susilawati & Radjagukguk, 2020:8028). Akan tetapi, pada 3 Agustus 2011, Detik.com berhasil di akuisisi oleh PT Agranet Multicitra Siberkom (Agrakom). Oleh karena itu, Detik.com berada dibawah naungan PT Trans Corporation yang dimiliki oleh Chairul Tanjung. Berita yang dipublikasikan oleh Detik.com biasanya berita yang berkaitan dengan peristiwa baru atau peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat. Tidak hanya itu, gaya bahasa yang digunakan dalam berita Detik.com juga mudah untuk dipahami oleh pembaca. Hal ini mengakibatkan Detik.com menjadi situs berita online pilihan bagi masyarakat.
Berdasarkan data dari Similiarweb, Detik.com mendapatkan peringkat pertama sebagai situs website News dan Media Publishers yang paling banyak dikunjungi di Indonesia di tahun 2023. Pada situs Detik.com, terdapat juga banyak pilihan yang dihadirkan bagi masyarakat. Oleh karena itu, Detik.com menjadi situs yang dipercaya oleh masyarakat dalam menyajikan berita ter-update dan teraktual. Kemunculan Detik memberikan perubahan bagi industri media. Hal ini dikarenakan berbagai macam media dapat memberikan informasi secara cepat kepada khalayak sehingga khalayak tidak harus menunggu koran cetak pada pagi hari.
Berbagai informasi dapat dipublikasikan melalui platform-platform media yang dimiliki oleh portal berita. Penggunaan platform sebagai media penyebar informasi menandakan bahwa terjadinya konvergensi media pada Detik.com. Platform media online banyak mendapat perhatian dari masyarakat dikarenakan masyarakat dapat mengakses informasi dengan mudah dan banyaknya konten yang disediakan. Hadirnya jurnalisme online mengakibatkan munculnya karakteristik baru dari jurnalisme cetak. Karakteristik ini dapat dilihat segi kecepatan media online dalam menyebarkan informasi di situs platform yang ada. Media sosial yang paling sering digunakan oleh Detik.com untuk menentukan topik dalam menyajikan berita adalah Twitter.