Lihat ke Halaman Asli

Bung, Anda Harus Jadi Penyelamat Sepakbola Indonesia

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Siapakah yang bisa menyelamatkan sepakbola Indonesia?

Pernah nonton Armagedon? Keselamatan dunia terancam oleh hantaman sebuah asteroid raksasa. Dampaknya adalah kehancuran, yang akan meluluhlantakkan bumi dan isi-isinya. Masa depan manusia sudah dikalkulasi. Tak akan ada yang selamat. Sejarah kehidupan segera berakhir.

Sekelompok kecil para 'ahli' dikirim menjemput asteroid, dan ditugaskan untuk menghancurkannya sebelum menyentuh bumi. Misi sukses, hepi ending. Asteroid hancur, bumi selamat, kehidupan berjalan seperti biasa. Tak ada lagi ketegangan, ketakutan atau kerusuhan.

Semua yang pernah nonton paham, penyelamat itu berasal dari sekelompok tukang mabok, pria-pria doyan perempuan, kepala rumah tangga yang kehilangan peran dalam keluarga, pekerja kasar, laki-laki kesepian, orang-orang biasa yang terus berkutat dan nyaris putus asa dengan masalah hidup sehari hari.

Film selesai, ketegangan pelan-pelan hilang, dan kita seperti dicerahkan. Nilai apa yang kemudian muncul di benak anda? Pengorbanan? kesetiaan? Kegigihan? Cinta tanah air?
Terserah apapun yang terlintas. Tapi satu yang perlu digarisbawahi: Bahwa siapapun, ternyata bisa jadi pahlawan.

Di sepakbola kita, ada nama Arifin Panigoro, Nirwan Bakrie, Djohar Arifin, La Nyalla, Nurdin Halid, dan masih banyak lagi. Siapakah diantara mereka yang kemudian akan menjadi jelmaan 'Bruce Willis', penyelamat bumi dalam versi Armagedon?

Maaf Bro.. Ngga akan ada.
Bagiku, mereka adalah asteroid sepakbola Indonesia. Mereka terlalu egois untuk berkorban, dan terlalu serakah untuk mengalah. Jangan bilang mereka tak tau bagaimana menyelesaikan konflik yang yerjadi, mereka hanya tak mau. Apa yang sekarang mereka persembahkan untuk masyarakat sepakbola Indonesia? Dua kompetisi sepakbola paling ngga mutu sedunia.

Harapan saya tinggal tertumpu pada kelompok yang selama ini sering tak diangap eksistensinya. Kelompok paling nyaring bersuara, tapi tak didengar teriakannya. Kelompok galau dan juga frustrasi. Saking frustrasinya munculah salam 10-0, salam poin 7, salam 'peduli amat', dalam slogan slogan mereka. Kelompok akar rumput, yang selama ini saling hujat antar sesama dan kehilangan orientasi perjuangannya.

Sahabatku para suporter, akhiri pertikaian, akhiri saling hujat, hentikan saling menyalahkan. Hentikan salam 10-0, salam point 7 atau salam peduli amat! Hanya dalam suasana damai, pembangunan bisa dijalankan. Sampaikan salam damai kepada sesama suporter seluruh Indonesia. Bersatu dan lakukan sesuatu yang konkrit. Jadikan jutaan suara itu menjadi satu pesan damai untuk sepakbola Indonesia; Akhiri pertikaian PSSI vs KPSI. Kredokan sepakbola Indonesia, sepakbola yang bersih dan satu. Sampaikan melalui berbagai media sosial yang kalian kenal dan tau.

Pesan damai kalian, akan didukung oleh 400 juta masyarakat pecinta sepakbola Indonesia. Ayoo! kalau bukan kalian, siapa lagi, Kalau bukan sekarang, kapan lagi. Suporter Bisa!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline