Lihat ke Halaman Asli

LED, Sumber Cahaya Buatan di Masa Depan

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sumber cahaya sebagai penerangan yang sejati dan alami tidak dapat kita ragukan lagi adalah Matahari. Namun demikian peranan sumber cahaya buatanpun tidak dapat kita lupakan. Pada area yang tidak ada sinar Matahari secara langsung, kita semua memerlukan penerangan buatan. Api, adalah salah satu sumber cahaya buatan. Dengan kasihNya, Allah memberikan amanahnya melalui Thomas Alfa Edisson dengan penemuan lampu Listrik atau sekarang kita sebut lampu pijar. Sejalan dengan berjalannya waktu, maka teknologi sumber cahaya buatan berkembang mulai dari: lampu Halogen; Lampu gas bertekanan rendah seperti lampu Fluorescent (TL/neon), lampu Compact Fluorescent (Lampu Hemat Energi); Lampu gas bertekanan tinggi (Mercury/Sodium/Metal halide); hingga sekarang lampu yang menggunakanan teknologi elektronika atau kita kenal dengan lampu LED.

Dari semua perkembangan itu ada suatu tujuan yang akan kita capai, yaitu perbaikan kwalitas dalam merender warna, hemat dalam konsumsi daya listrik dan juga berumur panjang. Kemampuan dalam merender warna sudah pasti cahaya Matahari, untuk cahaya buatan adalah lampu pijar dan Halogen. Dalam skala 1-100, maka lampu jenis ini adalah 100. Namun sayangnya konsumsi daya listri lampu pijar sangat besar, umur yang pendek dan juga menimbulkan panas untuk lingkungannya. Penambahan gas, baik itu yang bertekanan rendah maupun tinggi telah menghemat daya listrik dan menambah umur lampu, jika kita bandingkan dengan lampu pijar, walaupun kemampuan merender warna hanya pada skala angka 90an.

Light Emitting Dioda atau kita lebih kenal sebagai LED, adalah suatu komponen elektronik yang bisa menghasilkan cahaya. Semua indikator pada TV, Radio, Telepon (selular) menggunakan LED. Berdasarkan pada itu, maka LED lebih dikembangkan lagi oleh para peneliti sebagai sumber cahaya buatan dengan sifat-sifat mempunyai kemampuan merender warna yang baik, berumur panjang (hingga 50.000 jam) sekaligus juga hemat energi. Hingga saat ini pengembangannya  sudah berhasil dan juga memenuhi persyaratan untuk keselamatan dan juga komersial. Selain itu, LED adalah termasuk komponen elektronik, maka LED sangat memungkinkan untuk kita program secara otomatis, melalui bantuan komputer. Tidak heran jika sekarang sering kita lihat suatu obyek yang disinari dengan berganti-ganti warna pada malam hari, seperti halnya jembatan Suramadu.

Saat ini sudah banyak instansi yang peduli akan penghematan daya listrik, yang bermuara pada penghematan biaya. Produk-produk penerangan berbasis teknologi LED sudah mulai masuk dalam penerangan umum semisal: pengganti lampu TL pada Hyper Market; Lampu sorot gedung; Lampu penerangan jalan umum, Lampu display pada toko-toko pakaian, Lampu-lampu pada kendaraan dan bahkan sudah mulai masuk ke rumah tangga. Yang perlu kita perhatikan adalah, kebijaksanaan kita dalam memilih lampu LED. Teknologi yang masih baru harus merelakan kita untuk membayar lebih jika kita bandingkan dengan lampu konvensional, dan jika kita membayar lebih maka kitapun berhak mendapatkan produk yang bermutu dan mendapatkan jaminan langsung dari produsen.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline