Seminar Nasional: Optimalisasi Edukasi Antibiotika dan Gizi untuk Cegah Resistensi Obat di Era Modern
Pada tanggal 24 November 2024, Himpunan Mahasiswa Farmasi (HIMAFAR) ISTA Al Kamal menyelenggarakan Seminar Nasional bertema "Optimalisasi Edukasi Antibiotika dan Gizi untuk Cegah Resistensi Obat di Era Modern".
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Ketua Ikatan Apoteker Indonesia Jakarta Barat, apt. Antonius Dewanto Purnomo, S.Farm., yang akrab disebut apt Anton Dewa, Rektor, Wakil Rektor 3, Dekan dan Kaprodi ISTA Al-Kamal serta dua narasumber ahli yaitu apt. Eza Riyeni, S.Farm. (Apoteker dan kreator @apothekerhack) dan Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes. (Dokter nutrisionis dan pendiri Ramayulis Konsultan Indonesia). Moderator seminar ini adalah Dian Rachmat Haryanto, mahasiswa farmasi ISTA.
Dalam sambutannya, Ketua Ikatan Apoteker Indonesia Jakarta Barat menyampaikan apresiasi kepada HIMAFAR atas inisiatifnya menyelenggarakan seminar yang mengangkat isu resistensi antimikroba atau Antimicrobial Resistance (AMR). Beliau menekankan pentingnya sinergi tenaga kesehatan dalam memerangi AMR, yang telah menjadi ancaman global.
Fakta dan Tantangan Resistensi Antimikroba di Indonesia:
- Tingkat Resistensi Tinggi: Berdasarkan data 2023 dari 24 rumah sakit, prevalensi Extended-Spectrum Beta-Lactamase (ESBL) pada Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae mencapai 70,75%.
- Dampak: Pilihan terapi terbatas, masa perawatan lebih lama, dan biaya kesehatan yang meningkat.
- Upaya Pemerintah: Strategi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba (Stranas AMR) 2025-2029 melibatkan edukasi masyarakat, surveilans, dan regulasi penggunaan antibiotik.
Seminar ini juga menyoroti pentingnya gizi seimbang sebagai upaya preventif. Kolaborasi antara apoteker dan dokter nutrisionis menjadi solusi strategis dalam menciptakan program kesehatan yang holistik. Dengan komunikasi yang baik, tenaga kesehatan dapat merancang pendekatan berbasis kebutuhan individu pasien.
Ketua IAI berharap seminar ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga mampu melahirkan inovasi dan solusi praktis untuk menghadapi tantangan resistensi obat di era modern. "Semoga kegiatan ini memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan menjadi langkah maju dalam memerangi resistensi obat," tutup Anton Dewa.