Lihat ke Halaman Asli

Jokowi Bukan yang Terbaik di Negeri Ini

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini renungan terakhir saya sebelum pilpres besok pagi. Ijinkan saya untuk jujur. Di hadapan kita ada dua pilihan capres yang tersedia: Prabowo dan Jokowi. Setelah gegap gempita kampanye kedua capres ini dalam beberapa pekan ini, saya harus menjatuhkan pilihan.

Saya sadar bahwa Jokowi pasti bukan satu-satunya pribadi yang terbaik di negeri ini. Pasti ada banyak orang yang sama baiknya dengan Jokowi. Mereka tak pernah dikenal oleh publik karena mungkin tak ditakdirkan untuk menjadi publik figur itu. Dan Jokowi sekarang ini ada di kesadaran kita semua karena rupanya ia memang ditakdirkan untuk dikenal. Sejumlah tokoh baik lainnya yang saya kagumi karena integritas pribadinya juga tak “seberuntung” Jokowi yang memang ditakdirkan untuk lahir sebagai orang yang akan menempati posisi tertinggi di negeri ini.

Kalau pada akhirnya saya memilih Jokowi, itu pertama-tama bukan karena kesempurnaan seorang Jokowi. Pada akhirnya saya sadar sekali bahwa pilihan saya jatuh pada Jokowi karena ia berhadapan secara diameteral dengan Prabowo. Saya tidak kenal Prabowo secara pribadi. Saya hanya tahu siapa Prabowo. Kesadaran saya terhadap Prabowo baru terbentuk selama beberapa minggu terakhir ketika melihatnya berupaya keras untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini. Ada sangat banyak hal yang bukannya membangkitkan kekaguman saya, tapi malah melunturkannya.

Jika saya diminta untuk memperjelas apa persisnya yang paling kuat membuat saya tak kagum pada Prabowo, maka itu adalah terkait dengan lingkaran yang dibangun oleh Prabowo secara sistematik untuk mengusungnya menjadi presiden. Saya sama sekali tak memiliki harapan bahwa bangsa ini akan menuju pada kesejahteraan di bawah kepemimpinan kubu ini. Sebaliknya, mungkin negeri ini akan ada pada status quo jika tidak boleh dikatakan mundur. Tak usah digambarkan lagi apa yang sudah dilakukan oleh kubu Prabowo dalam rivalitas dengan Jokowi, karena sudah terlalu banyak diungkap.

Jokowi bukan yang terbaik di negeri ini. Jika ia bersaing dengan orang-orang baik lainnya, saya mungkin memiliki kebebasan untuk memilih salah satu dari antaranya. Tapi sekarang saya harus memilih Jokowi karena ia berhadapan dengan Prabowo dan lingkaran di sekitarnya. Mungkin pilihan saya keliru, tapi sekurang-kurangnya saya sudah jujur dalam pilihan saya.

Selamat memilih dengan jujur besok pagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline