Seragam memiliki makna, kebanggaan dan keagungan tersendiri bagi orang yang memakainya, tidak sedikit orang yang merasa memiliki jati diri dan rasa percaya diri saat memakai seragam kebanggaannya.
Seragam juga menjadi simbol dari sebuah kekompakan, soliditas dan kesatuan tujuan dari sebuah tim, pekerjaan maupun aktitivital tertentu lainnya.
Kini, seragam telah menjadi suatu tradisi yang melekat dan menjadi budaya yang sering dipakai baik di lingkungan instansi resmi maupun tidak resmi.
Yang pasti, dengan memakai baju yang seragam orang banyak yang berasumsi akan terciptanya suatu keseragaman gerak dan langkah dalam mencapai tujuan sesuai dengan yang diharafkan.
Begitu pula dengan fenomena perubahan seragam kerja satuan pengamanan (satpam) yang akan berubah menjadi warna krem dengan celana warna coklat tua, tentu perubahan warna ini memiliki arti serta filosofi tersendiri bagi petugas satpam dan kesatuannya.
Warna seragam satpam yang beberapa tahun kebelakang berwarna coklat (baju dan celananya), akan dirubah bajunya menjadi warna krem dengan celana berwarna coklat tua, secara resmi telah diumumkan pada HUT ke 41 Satpam (31/01).
Miripnya seragam satpam dengan seragam dinas polri, dianggap menimbulkan kebingungan bagi banyak warga masyarakat saat mereka bertugas dilapangan menjalankan tugas-tugasnya.
Misalnya, saat satpam suatu perusahaan melaksanakan tugasnya mengatur lalulintas di jalan raya depan kantor perusahaannya, yang sekaligus ditempat itu terdapat anggota polri yang sedang bertugas pula.
Masyarakat yang melewati jalan raya itu merasa bingung menentukan antara anggota kepolisian dan satpam perusahaan, karena seragamnya sama!
Tidak sedikit masyarakat yang merasa kebingungan, sebenarnya polisi benerannya yang mana?