Menimba ilmu di sekolah merupakan kewajiban bagi setiap manusia, sebab setiap manusia yang hidup sangat membutuhkan ilmu pengetahuan sebagai bekal hidupnya, apalagi bagi orang yang memang memiliki cita-cita yang tinggi.
Salah satunya cara menimba ilmu yaitu melalui sekolah dari mulai masuk mengikuti Sekolah Dasar (SD), SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi maupun yang sederajat, semuanya dapat ditempuh secara berjenjang.
Setiap insan manusia dituntut untuk mampu mempertahankan keberlangsungan hidupnya, tidak cukup hanya makan dan minum saja akan tetapi disamping tercukupinya kebutuhan sehari-hari juga harus di topang dengan kebutuhan hidup lainnya.
Seperti ilmu pengetahuan, pendidikan formal yang cukup, jaminan kesehatan, kesejahteraan, penghasilan yang memadai, karir, punya usaha dan masih banyak lagi kebutuhan manusia yang memang sangat urgent untuk dimiliki selama hidupnya.
Baiklah agar tidak terlalu jauh ke mana-mana ulasannya kita kerucutkan saja, yaitu tentang budaya baku kenaikan kelas disekolah dari SD sampai Perguruan Tinggi dalam sistem pendidikan nasional yang sampai saat ini masih berlaku di setiap sekolah jenjang pendidikan apapun.
Lebih khusus lagi pada kesempatan ini kita akan ulas tentang kegiatan ujian akhir semester sekolah (campus) yang saat ini sedang berlangsung di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Ketika proses perkuliahan sudah selesai dilaksanakan biasanya jika di perguruan tinggi dengan jenjang pendidikan strata 1, umumnya pertemuan kuliah antara mahasiswa dengan dosen dilaksanakan sebanyak 14 pertemuan dan dua kali ujian yaitu ujian tengah semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS), ini kebiasaan di Universitas Garut.
Nah, ketika ujian itu akan dilaksanakan persiapan pun dilakukan oleh campus dari mulai rapat pra ujian, pembuatan jadwal, penyebaran surat dan pemberitahuan, permohonan soal kepada setiap dosen dan lain-lainya.
Kegiatan seperti ini meskipun rutin setiap semester dilaksanakan bukan berarti tanpa masalah, kadang muncul berbagai masalah yang mesti dihadapi dan terselesaikan oleh semua yang berkaitan.
Salah satu masalah yang sering kali muncul pada setiap akan dilaksanakannya ujian yaitu tidak adanya kisi-kisi dari dosen mata kuliah yang semestinya disampaikan sebelum ujian, sepertinya mahasiswa tidak bergairah, jika mau ujian akhir semester tidak mengantongi kisi-kisi dari dosennya.
Padahal, jika kisi-kisi tidak diberikan biasanya dosen menganggap para mahasiswa yang dibinanya itu dianggap telah menguasai materi dengan baik selain itu memberikan kisi-kisi oleh sebagian dosen dipahami sebagai "budaya pembodohan".