Lihat ke Halaman Asli

Anton 99

TERVERIFIKASI

Lecturer at the University of Garut

Takaran Keimanan Seorang Manusia

Diperbarui: 15 Desember 2020   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar : Dokumen Pribadi

"Seringkali kita menyaksikan orang berkata baik, padahal sebenarnya mereka tidak baik dan bukan orang-orang yang baik"

Setiap orang pasti merasa senang dan gembira jika dikatakan bahwa ia baik, ia manusia sejati dan ia warga negara yang baik dan bertaqwa. Namun pada hakekatnya yang dapat menentukan adalah aktivitas kesehariannya dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama yang bukan hanya terbukti dari ucapannya saja, melainkan benar-benar menjadi kebiasaan dan perilaku dalam kesehariannya.

"Orang yang beriman merupakan produk "Syajarah-Toyyibah" yang akar keimananya terhunjam kedalam lubuk hati yang terdalam, cabang dan rantingnya menerawang keangkasa melindungi alam sekitarnya, yang buah-buahannya segar dinikmati oleh manusia sekelilingnya" 

Itulah sosok manusia beriman yang sebenarnya, mereka akan selalu menjadi tauladan dalam kesehariannya, memberikan ketenangan pada kehidupan disekitarnya jika dipandang terpancar keindahannya yang membuat hati berdecak takjub, tempat bernaung, bahkan bermanfaat menjadikan kehidupan yang ada disekitarnya baik, dipenuhi keindahan dan kenyamanan.

"Orang yang hanya beriman dibibirnya saja adalah produk "Syajarah Khabitsah" yang akar-akarnya rapuh tak sanggup memikul dahan dan ranting, mudah roboh hanya dengan tiupan angin, ia tidak memiliki kekuatan untuk bertahan lama, ia akan mencelakakan orang-orang yang bernaung dibawahnya bila sewaktu-waktu pohon itu tumbang"

Sedangkan orang hanya beriman dibibirnya saja dapat di ibaratkan sebuah pohon yang jelek, bisa saja tumbuh tinggi menjulang memiliki badan besar serta dahan dan ranting yang panjang akan tetapi didalamnya tersimpan kehampaan karena tidak memiliki pikiran serta hati yang senantiasa di hiasi ajaran agama yang benar, tidak mematuhi syari'at islam dengan baik. Maka sosok manusia seperti ini hanya akan mencelakakan orang-orang serta kehidupan yang ada, karena dalam benak fikirannya hanyalah kepentingan diri semata tanpa menghiraukan kebaikan bagi kehidupan yang ada disekitarnya.  

Maka untuk mengetahui prosentase keimanan seseorang atau iman diri sendiri bisa digunakan indikator dengan barometer skala, jika memenuhinya maka dapat dikatakan sempurna imannya. Orang yang sempurna tingkat keimanannya akan memiliki identitas sebagaimana dibawah ini :

1. Apabila disebut nama Allah, gemetarlah hatinya. 

Adapun orang yang menyebut atau mendengar nama Allah atau pula mendengar panggilan-Nya tetapi tiada tanggapan maupun respon yang positif itu berarti perlu segera mengusahakan service hatinya karena kemungkinan ada kotoran yang menghijab (menghalangi) pancaran sinar Allah kedalam hatinya, sehingga telah menyebabkan daya tangkapnya sangat lemah atau bahkan tidak ada.

2. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah, maka bertambahlah keimanannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline