Lihat ke Halaman Asli

Anton Suryanto

Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Semarang

KKN UPGRIS 2021: Seutas Catatan Perjalanan 30 Hari di Sumberjo

Diperbarui: 27 Februari 2021   03:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seutas Catatan Perjalanan 30 Hari di Desa Sumberjo : KKN UPGRIS 2021

Desa Di Sudut Kota Semarang Itu Bernama Sumberjo

Tepat satu bulan yang lalu, 26 Januari 2021 ditengah Pandemi Covid-19 yang hingga kini masih menjadi problematika Indonesia sejak satu tahun yang lalu, kami mahasiswa Universitas PGRI Semarang ditugaskan untuk melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dimana program tersebut merupakan bentuk implementasi kami mewujudkan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat. Almamater kami Universitas PGRI Semarang berusaha mendobrak segala hal-hal yang serba dibatasi karena pandemi dengan berbagai macam program yang sangat baik sehingga kami dapat bermanfaat bagi masyarakat dengan tak lupa senantiasa menjaga protocol kesehatan.

Tema yang diambil Upgris dalam KKN 2021 ini adalah "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Duta Perubahan Perilaku Pencegahan Covid-19 Pada Masa Adaptasi Hidup Baru" melalui tema tersebut kami mahasiswa KKN diharapkan mampu dan melaksanakan tugasnya untuk turut serta menjadi pionir atau penggerak masyarakat dalam memahami perubahan-perubahan perilaku yang harus dilaksanakan saat pandemic seperti ini. Memang tak mudah tugas yang harus kami emban, karena pada kenyataan di lapangan, masih banyak masyarakat yang tidak atau belum menerapkan pola hidup yang menjadi standar saat ini karena mungkin masih kurangnya sosialisasi dari pihak-pihak tertentu.

Jujur saja saat pengumuman penempatan lokasi KKN kami yakni Desa Sumberjo Meteseh bagi saya pribadi sangat terdengar asing sekali, yang terlintas di benak saya kala itu Meteseh adalah sebuah sebuah daerah atas Kota Semarang dimana identik dengan banjir, hutan, dan mistis serta mitos-mitos akan kejahatan criminal yang cukup marak saya dengar di kolom-kolom kabar harian. Sempat terlintas untuk saya meminta pergantian lokasi KKN dan kembali saja melaksankan KKN di rumah asal (Pekalongan). Namun, karena ada hal-hal tertentu dan berbagai tanggung jawab yang harus saya selesaikan di Semarang, mau tak mau saya harus menerima hal ini, "wis bondo wani sek wae" begitu kata orang jawa timuran.

Akhirnya, hari itu tepat beberapa hari sebelum kami diterjunkan, kami berempat melakukan survei untuk melihat potensi yang terdapat di Desa Sumberjo untuk nantinya kami bisa jadikan sebagai landasan menyusun program kerja yang akan dilaksanakan sekaligus kami melakukan perkenalan dan perijinan kepada beberapa pengurus Desa dan tokoh masyarakat (oh ya lupa menginformasikan kalau saya dalam menjalankan KKN ini tidak hanya sendiri, namun berkelompok dimana saya berkelompok dengan ketiga kawan saya). Ketiga teman saya ini juga yang pada prosesnya nanti akan bersama-sama dengan saya menjalankan program KKN ini.

Hal pertama yang kami rasakan saat datang pertama kali datang adalah, luar biasa. Pengurus desa yang sangat ramah mendukung segala program kerja yang akan kami lakukan dan antusiasme warga yang sangat luar biasa akan kedatangan kami seakan menghapus segala stigma buruk tentang daerah Meteseh yang sebelumnya kerap menghantui kami. Hal itu pula yang menjadi titik balik semangat kami untuk nantinya harus menjalankan segala program kerja KKN di Desa Sumberjo ini dengan sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya untuk masyarakat dan almamater kami tercinta Universitas PGRI Semarang.

Berdasarkan hasil survei lokasi hari itu dan penuturan kepala RT 03 RW 05 serta beberapa warga melalui hasil wawancara kami mengambil beberapa kesimpulan dari data-data yang di peroleh untuk kami mantapkan menjadi beberapa program kerja kedepan dimana kami bagi menjadi 5 bidang utama yakni Pendidikan, Pencegahan Covid-19, Ekonomi, Lingkungan, dan Kesehatan. Lalu dari kelima bidang tersebut kami rincikan kembali menjadi berbagai program kerja dimana akan kami laksanakan setiap harinya (Senin hingga Sabtu) sehingga dalam harapannya nanti kehadiran dan kontribusi kami akan sangat membantu masyarakat.

Pada bidang pencegahan Covid-19, kami menemukan fakta bahwa belum seluruhnya warga menaati protokol kesehatan 3M terkhususnya pada kalangan anak-anak dan remaja, oleh karena itu kami membuat program kerja sosialisasi 3M secara intensif kepada mereka dengan harapan mereka akan lebih tertib dalam melaksanakannya, selain itu kami juga memberikan pelatihan/edukasi mengenai 6 langkah mencuci tangan yang disertai dengan pembagian sabun cuci tangan sehingga mereka dapat memahami bahwa dalam mencuci tangan juga harus dilakukan dengan prosedur tertentu tidak asal.

Selain itu pembagian dan pelatihan pembuatan handsanitizer dengan bahan yang aman dan mudah didapat juga kami lakukan dalam pelaksanaan KKN kami dengan harapan nantinya setelah berakhirnya KKN kami juga meninggalkan pengetahuan yang dapat mereka lakukan secara mandiri. Lebih dari itu kami juga membuat dan menempelkan poster-poster mengenai prokes 3M, Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dan Tips hidup sehat di tengah pandemi pada ruang-ruang public seperti Mushola, pos ronda, dan area berkumpulnya masyarakat lainnya. Tak lupa juga poster mengenai program vaksinasi Covid-19 dimana masih banyak masyarakat yang belum memahami akan program tersebut ditambah berita hoax tak bertanggung jawab yang beredar tentu kami pikir perlu untuk meluruskan hal-hal tersebut.

Pada bidang ekonomi, berdasarkan survei potensi yang ada kami melihat banyak tersebar UMKM lokal dan took-toko kelontong yang cukup luas namun masih banyak yang belum mendigitalisasi lokasi usaha mereka. Oleh karena itu kami berinisiatif untuk melakukan digitalisasi lokasi pada Google Maps sehingga harapannya jangkauan konsumen mereka akan semakin luas dan mempermudah akses masyarakat untuk mengetahui lokasi usaha masyarakat. Selain itu kami juga menemukan banyak perkebunan pisang dimana Meteseh merupakan daerah yang cukup dikenal sebagai salah satu sentra produksi pisang terbesari di kota Semarang. Namun sayangnya pelaksanaan KKN kami tepat saat musim penghujan dimana pisang tidak pada masa panen sehingga kami hanya dapat membantu petani pisang mendengarkan keluh kesah dan memberikan wawasan serta ide untuk lebih mengembangkan produksinya tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline