Antrean kendaraan yang akan keluar kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (31/5/2013). Antrean panjang tersebut karena tersendatnya arus kendaraan di luar pelabuhan imbas proyek pembangunan jalan tol dan perbaikan jalan. Kemacetan ini berdampak pada penurunan arus keluar masuk truk di Pelabuhan, dari rata-rata sebanyak 320 truk/jam menjadi hanya 280 truk/jam. (KOMPAS/HERU SRI KUMORO)
"Dalam masa kekacauan, akan timbul para pahlawan, orang gagah berani yang membela kepentingan rakyat banyak" (Trilogi Tiga Negara, SAMKOK)
Sesudah berbagai pendapat yang kita baca di koran, penanganan dwelling time yang sampai-sampai menimbulkan konflik antarlembaga dan departemen, antarpejabat negara dan pejabat BUMN, maka sesudah masalah ini agak "dingin", Menko Maritim yang baru berpendapat. Ada tujuh langkah yang akan diambil.
Pertama, importir jalur merah akan dievaluasi ulang tingkat risikonya, kalau perlu ditingkatkan menjadi jalur hijau.
Ini langkah cerdas. Tapi mungkin maksudnya jadi jalur kuning dulu, ya, Pak. Kan harus bertahap. Bea cukai perlu diberi target, berapa hari seorang pemeriksa fisik menyelesaikan laporan hasil pemeriksaannya dan berapa lama seorang Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen memutuskan sebuah dokumen impor.
Kedua, meningkatkan biaya denda bagi (pemilik) kontainer yang telah melewati masa simpan di pelabuhan.
Nah, yang perlu diingat, barang di pelabuhan, bukan hanya pakai kontainer, ada juga yang curah, cair dsb-nya. Lebih tepatnya, semua barang yang sudah selesai proses kepabeanannya (sudah SPPB), harus segera dikeluarkan. Dan untuk barang domestik, harus segera dikeluarkan dalam waktu yang singkat. Bila tidak, biaya penumpukannya dinaikkan. Kalau biaya sejak awal barang tiba di pelabuhan, dinaikkan, maka akan secara signifikan mempengaruhi biaya logistik kita yang malahan berusaha diturunkan.
Ketiga, kami akan membangun jalur kereta api sampai ke lokasi loading dan unloading peti kemas. Di negara-negara maju, akses jalur kereta api memang sampai ke pelabuhan.
Ini adalah langkah yang brilian. Akan mempengaruhi tata logistik setiap daerah, apabila jalur kereta apinya sudah dibangun.
Keempat, meningkatkan sistem teknologi informasi dalam pengelolaan terminal peti kemas.
Ini namanya pelabuhan modern. Ini mimpi kita, ya, Pak. Mudah-mudahan terwujud. Dari rumah pun, kita bisa cek posisi kontainer kita. Keren, kan.