Oleh Dr. dr. Muh. Nasir Ruki Al Bugisy, S.Si, M.Kes, Apt, Sp.GK, FIHFAC, CAHR, CELM, COCM
Bagaimanapun juga penambahan jumlah gizi harus disesuaikan dengan keperluannya. Kebutuhan lemak pada ibu hamil tidak perlu dikurangi, apalagi sayur-sayuran serta buah segar. Bila berat badan si ibu tetap saja atau mungkin menurun, mka dianjurkan mengkonsumsi semua jenis makanan.
Sebagai pedoman dalam pengawasan akan kecukupan gizi ibu hamil adalah bagaimana kenaikan pertambahan berat badan si ibu. Sebagai standard kebiasaan kenaikan berat badan pada ibu hamil adalah sekitar 7 kg-18 kg. Untuk ibu gemuk (BMI > 26-29 pertambahan berat badan sekitar 7 kg-11,5 kg Untuk ibu normal (BMI 19,8-26) maka pertambahan 11,5 kg-16 kg. Untuk ibu kurus (BMI < 19,8 pertambahan berkisar 12,5 kg -- 18 kg. Dengan berpegangan pada nilai ini maka jika terjadi kelebihan berat badan maka dianjurkan untuk mengurangi konsumsi karbohidrat serta gula-gula.
Pada ibu hamil yang kekurangan gizi maka perlu pemberian kalori tambahan agar tubuh segera mengalami kondisi yang ideal, meskipun berbagai literatur menyebutkan bahwa ibu hamil kurang gizi, bisa melahirkan anak tanpa ada kelainan apapun. Akan tetapi risiko kehamilan serta saat melahirkan tentunya lebih tinggi dibandingkan ibu hamil dengan kondisi gizi yang sempurna.
Pada ibu hamil terutama pada pertengahan usia kandungannya, sering mengalami pembengkakan pada kakinya. Hal ini bisa di atasi dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung ion Natrium dan Klorida. Kebutuhan tambahan gizi pada ibu hamil harus benar-benar diperhitungkan, sehingga tidak mengakibatkan kelebihan yang bisa berakibat merugikan.
Adapun makanan yang sangat dianjurkan pada masa kehamilan adalah susu, telur, sayur, buah, mentega, margarin, serta vitamin, utamanya vitamin A, D dan C. Jaminan terbaik dari konsumsi kalori yang cukup selama hamil adalah peningkatan berat badan sesuai dengan pertambahan usia kehamilan, peningkatan berat badan optimal tergantung pada tinggi badan ibu hamil, struktur tulang dan status gizi sebelum hamil.
Pola peningkatan berat badan juga penting, pola ideal dari peningkatan berat badan selama hamil adalah adanya peningkatan 1-2 kg selama trimester pertama, diikuti dengan peningkatan rata 0,4 kg per minggu selama akhir dua semester. Selama trimester kedua umumnya peningkatan berat badan menandakan peningkatan volume darah, pembesaran payudara, uterus (rahim) dan berhubungan dengan jaringan dan cairan serta simpanan lemak ibu hamil.
Peningkatan berat badan yang tidak sesuai (< 1 kg per bulan) selama trimester dua dan tiga atau peningkatan berat badan yang berlebihan (> 3 kg per bulan) harus dievaluasi dan perlu mendapatkan konseling nutrisi. Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada ibu hamil. Kekurangan makanan dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematour, insersia uteri, hemorgia postpartum, sepsis puerperalis, dan sebagainya.
Makan secara berlebihan karena ibu hamil sering salah mengerti dengan arti makan untuk "dua orang" dapat menyebabkan bayi terlalu besar. Sebaiknya ibu hamil makan secukupnya sesuai dengan kebutuhan selama kehamilannya. Makanan tidak perlu mahal akan tetapi mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui kebutuhan nutrisi selama kehamilan adalah meningkat.
Adapun kebutuhan tersebut digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta (ari-ari), pertambahan volume darah, pertumbuhan kelenjar susu sebagai persiapan untuk menyusui dan metabolisme tubuh yang meningkat. Makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah makanan yang mengandung zat pertumbuhan atau pembangun yaitu protein, selama itu juga perlu tambahan vitamin dan mineral untuk membantu proses pertumbuhan itu.
Sesuai dengan usia pertumbuhan kehamilan mulai dari trimester pertama hingga ketiga banyak keluhan ibu hamil yang mempengaruhi keinginan untuk makan. Pada kehamilan trimester pertama umur kehamilan 0-3 bulan umumnya timbul keluhan-keluhan seperti rasa mual, ingin muntah, pusing-pusing, selera makan berkurang sehingga timbul kelemahan dan malas beraktivitas.