Dalam upaya mewujudkan sekolah yang dicita-citakan yaitu sekolah yang mampu menumbuhkan kompetensi dan karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai pancasila, SMKN 1 Teunom terus berbenah salah satunya dengan melaksanakan workshop penguatan kompetensi guru. Ada pun yang menjadi fokus penguatan kali ini adalah kompetensi guru di bidang literasi. Kompetensi literasi merupakan kompetensi esensial yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik di seluruh jenjang pendidikan termasuk Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK). Kompetensi literasi siswa ini diukur melalui Asesmen Nasional yang diselenggarakan oleh Kemdikbudristek pada setiap satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Hasil asesmen nasional masing-masing satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk capaian hasil belajar siswa yang dapat diakses pada platform rapor pendidkan.
Menurut Kepala SMKN 1 Teunom, Syaribuddin, M.Pd, beliau beserta seluruh dewan guru telah melakukan eksplorasi dan analisis terhadap capaian hasil belajar siswa pada rapor pendidikan tahun 2024. Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa capaian hasil belajar siswa SMKN 1 Teunom masih rendah pada kompetensi literasi dan numerasi. Namun dibandingkan dengan hasil asesmen tahun 2023, capaian hasil belajar tahun 2024 pada kompetensi literasi dan numerasi sedikit lebih baik dan terdapat peningkatan dari tahun sebelumnya, meskipun tetap berada dibawah kompetensi minimal.
Menindaklanjuti hal tersebut sebagai upaya peningkatan kompetensi literasi dan numerasi siswa SMKN 1 Teunom pada asesmen nasional berikutnya, kepala sekolah mengambil inisiatif melaksanakan workshop penguatan kompetensi literasi bagi seluruh guru SMKN 1 Teunom secara mandiri. Kepala SMKN 1 Teunom yang masih muda, energik dan penuh inovasi tersebut menyakini bahwa untuk meningkatkan kompetensi literasi siswa mesti dilakukan penguatan kompetensi literasi bagi guru terlebih dahulu. Menurut beliau, guru yang literat akan menghasilkan siswa yang literat pula. Kegiatan workshop ini dilaksanakan secara mandiri dengan menggunakan anggaran Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) SMKN 1 Teunom Tahun 2024. Kegiatan workshop ini dilaksanakan pada hari Sabtu 11 Mei 2024 di SMKN 1 Teunom dan diikuti oleh seluruh guru sekolah tersebut dengan penuh antusias.
Pada kegiatan workshop penguatan literasi ini, penulis yaitu Julianto, M.Si selaku penggiat literasi dan juga sebagai ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Aceh Jaya mendapat kesempatan dan dipercayakan oleh kepala sekolah sebagai narasumber kegiatan tersebut. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan materi penguatan literasi dan numerasi sebagai upaya pemulihan pembelajaran pada satuan pendidikan. Penulis menyampaikan materi literasi kepada peserta mulai dari memahami literasi, miskonsepsi literasi, sampai strategi penguatan literasi baik melalui penguatan lingkungan literasi maupun melalui pembelajaran berbasis literasi. Materi ini penulis sampaikan sebagaimana yang penulis dapatkan dari berbagai kegiatan penguatan literasi yang pernah penulis ikuti, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui Kemdikbudristek dalam rangka pemulihan pembelajaran pada satuan pendidikan maupun yang diselenggarakan oleh pihak swasta.
Diawal kegiatan workshop ini, para peserta masih memiliki pemahaman yang berbeda-beda terkait literasi dan sebagiannya masih terdapat miskonsepsi dalam memahami literasi. Sebagian umum peserta memahami literasi hanya sebatas membaca dan menulis saja dan strategi yang digunakan untuk meningkatkan literasi siswa hanya dengan membaca 15 menit sebelum masuk kelas pada satu hari dalam satu minggu. Setelah mengikuti kegiatan workshop tersebut seluruh peserta telah memiliki pemahaman yang sama bahwa literasi itu bukan hanya sebatas membaca dan menulis saja. Literasi adalah kemampuan dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat.
Demikian juga dengan strategi penguatan literasi bagi siswa yang awalnya dipahami hanya sebatas siswa membaca bersama selama 15 menit melalui kegiatan yang diberi nama "RaBa" (Rabu memBaca). Setelah mengikuti workshop tersebut peserta memiliki pemahaman bersama bahwa strategi penguatan literasi bukan hanya membaca saja tetapi yang terpenting adalah bagaimana memastikan siswa memahami apa yang telah dibacanya dan mampu menjelaskan serta mengimplementasikannya dengan memberi ruang dan waktu kepada mereka untuk berekspresi. Selain itu peserta juga telah memahami strategi penguatan literasi dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan sekolah kaya teks atau yang disebut dengan teks multimodal. Terakhir, pada kesempatan tersebut penulis juga menjelaskan cara mendesain pembelajaran yang kaya literasi serta teknik mengimplementasikannya dalam pembelajaran guna meningkatkan literasi siswa SMKN 1 Teunom.
Semoga niat baik dan semangat kepala SMKN 1 Teunom melaksanakan kegiatan penguatan kompetensi guru ini dapat memberi dampak nyata bagi kemajuan SMKN 1 Teunom dalam melahirkan lulusan yang memiliki ketrampilan handal, kompetensi bagus, dan karakter baik sebagai modal melanjutkan meraih masa depan cemerlang.
Sebagai pesan penutup penulis mengutip kata-kata, Marzano dan Fullan bahwa "Perubahan yang baik akan efektif apabila dilakukan oleh semua pendidik dan kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran. Budaya sekolah akan berubah jika ada kesepakatan dan kerjasama". Insyallah, SMKN 1 Teunom Bisa Hebat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H