Hai semuanya, awal bulan April ini kita masih dikarantina karena corona yang semoga saja cepat selesainya. Aamiin. Kali ini yang mau saya bahas bukan corona tentunya, karena berat bagi saya membahasnya. Tapi saya akan bahas lagu yang sedang viral di awal bulan April pula. Beberapa kontak di WhatsApp (WA) saya mengunggah video yang berisi lagu berjudul "Aisyah Istri Rasulullah". Saya yakin teman-teman juga sudah mendengar lagu ini atau mungkin menjadi salah satu yang mengunggah videonya di media sosial.
Jujur saya sempat bosan saat lagu ini viral, karena di setiap platform media sosial banyak sekali orang mengunggah lagu ini. Buka WA, ada. Pindah Instagram, ada juga. Di tiktok, waahhhh gak tau saya sudah berapa orang yang melypsinc lagu ini. Maaf ya, tolong jangan ada yang tersinggung. Karena bosan adalah hal yang wajar kan? Semua lho, semua media sosial isinya lagu tersebut. Gimana saya gak bosan? He he.
Oke, jadi "Aisyah Istri Rasulullah" ini menurut saya termasuk lagu yang easy listening ya, apa lagi mereka yang menyanyi adalah perempuan-perempuan bersuara dan berwajah imut. Kemudian tentunya lagu ini menceritakan tentang hubungan Aisyah dengan Rasulullah (ya iyalah). Maksud saya lirik di lagu ini hanya fokus pada kecantikan fisik Aisyah RA, hubungan romantisnya dengan Rasulullah dan nasabnya yang mulia karena beliau adalah puteri dari Abu Bakar Asshiddiq RA. Tidak hanya saya, tapi beberapa kalangan juga sangat menyayangkan dengan lirik yang mengesampingkan kiprah Aisyah RA dalam sejarah perkembangan Islam. Bahkan bagi beberapa orang lirik lagu ini terdengar cringe. Tau kan cringe apa?
Saya juga (maaf lagi nih) agak risih dengan lirik lagunya. Apa lagi saya termasuk orang yang kurang setuju ya kalau perempuan, bahkan ini Aisyah RA loh, salah satu istri pemimpin umat Islam disederhanakan begitu saja seperti yang tertera dalam lirik. Seolah-olah peran Aisyah RA hanya sebagai putri Abu Bakar RA dan istri Rasulullah yang wajahnya kemerah-merahan serta memiliki sikap lemah lembut. Kalau kita telusuri lebih dalam, waduh. Aisyah RA adalah perempuan yang keren abiieeezzzz.
Tahu kan, kalau Aisyah RA itu pernah memimpin perang Jamal? Oke, kalau gak tahu ini saya kasih tahu. Lawan Aisyah RA, mau tahu? Ali bin Abi Thaliiibbbbb guyyysss. Selebihnya tentang perang ini silakan cari tau sendiri ya. Selain memimpin perang, Aisyah RA sebagai mana kita tahu beliau adalah satu-satunya sahabat perempuan yang paling banyak meriwayatkan hadits. Beliau meriwayatkan sebanyak 2210 hadits. Iya, keren gak tuh? Keahliannya dalam bidang hadits, beuh jangan ditanya lagi. Master Aisyah RA tuh masalah hadits, sampai beliau tidak segan-segan mengoreksi hadits yang diriwayatkan oleh sahabat lainnya.
Selanjutnya, Aisyah RA termasuk orator handal karena beliau banyak mengkritik kebijakan Utsman bin Affan, bahkan dalam Tarikh al-Umam wa al-Muluk karya at-Thabari, al-Imamah wa as-Siyasah karya Ibnu Qutaibah dituliskan bahwa Aisyah Ra berkonflik dengan Utsman RA. Itulah beberapa sisi lain Aisyah RA yang tidak dituliskan dalam lirik lagu Aisyah Istri Rasulullah. Termasuk cerita Aisyah RA yang cemburu dengan Rasulullah sampai melempar piring di depan Rasul dan tamu. Ajegilee Aisyah RA mantap betul. Berani-beraninya melempar piring di depan Rasul.
Tapi ya sudah lah, namanya juga lagu. Lagu tidak mungkin bisa menjelaskan keseharian atau sifat dan sikap seseorang secara detail. Perlu kita ingat juga bahwa lagu adalah produk budaya dan memiliki segmentasi pasarnya sendiri biar bisa diterima oleh banyak kalangan. Karena pasarnya menyukai hal-hal yang berbau romantis, manja, imut-imut, apa lagi kalau Rasulullah yang manja-manjaa, ya sudah. Duaarrrr. Meledak deh lagu ini di Indonesia, ya karena memang banyak yang suka hal-hal tersebut. Saya sih, gak suka-suka banget sama yang begitu. Loh? Tapi coba kita bayangin kalau liriknya jadi "Aisyah, kau naik unta memimpin perang lawan Ali" gak bakaaallll meledak lagunya.
Buat yang suka lagunya ya boleh aja kok kalian suka. Tapi saya harap kita juga selalu ingat bahwa Aisyah bukan hanya perempuan imut manja kemerah-kemerahan tetapi juga perempuan perkasa pada zamannya. Karena itu hal yang sangat penting dari Aisyah dan bisa dicontoh oleh perempuan lain. Satu lagi, jangan jadikan lagu ini sebagai alasan buat poligami, mentang-mentang Aisyah RA ikhlas dipoligami. Camkan itu wahai lelaki!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H