Di Nusantara ada perayaan Pehcun yang artinya mendayung kapal. Perayaan yang diadakan pada hari terpanjang dalam setahun, di bulan Juni, yang bertepatan dengan hari ke 5 bulan 5 tanggalan Imlek, yang menandakan dimulainya Musim Kemarau.
Seiring itu disertai kebiasaan makan kue cang pada perayaan Pehcun tersebut.
Sedangkan di Tiongkok sana, Tionghoa hanya mengenal hari itu Hari Cang.
Hari perayaan makan Cang ini sejarahnya sudah sejauh 3000 tahunan.
Pacuan perahu Naga atau Pehcun itu hanya diadakan baru baru saja, resminya dimulaikan pada tahun 1930 di Canton.
Apa itu "Cang"?
Pada hari Summer Solstice, atau dalam istilah Mandarin-nya "Duan-wu", adalah Hari Cang. Sedangkan Pehcun yang artinya mendayung perahu itu hanya sebutan dari para perantau Tanglang di kemudian hari.
Cang adalah semacam tumbuhan liar yang daunnya panjang dan melebar di bagian tengahnya, cukup panjang untuk membentuk bungkusan bentuk piramida, dan kuat untuk direbus dalam air mendidih dengan waktu yang lama.
Menggunakan daun cang ini dibuatkan makanan dari bahan nasi itulah yang dinamakan Kue Cang, yang diisi daging menjadi bak-cang.
Asal usul Kue Cang:
Sejak sebelum terbentuknya kebangsaan Tionghoa, lebih dari 5000 tahun lalu, ada banyak suku bangsa yang bertaburan bagaikan bintang bintang di langit di sekitar Sungai Yangtze.
Mereka bercocok tanam padi yang mempercayai adanya Naga dalam air sungai yang menguasai musim dan cuaca, sehingga perlu menyuap Naga tersebut supaya tidak menyebabkan bencana alam di waktu musim panas.