Semalam, atas undangan terbuka dari Ibu Evi Soekarno dan Bapak Konsul Jendral Simon D.I. Soekarno, beratusan masyarakat perantauan Indonesia beramai-ramai untuk menghadiri pesta Natalan di kediaman mereka yang terletak tidak jauh dari kantor KJRI di Los Angeles, Amerika Serikat.
Sekitar pukul enaman, gedung putih yang mega itu sudah kedatangan banyak pengunjung yang sedang berbaris didepan pintu, untuk lapor diri dengan menulis nama dan alamat email di buku kenangan yang terletak di ruangan masuk. Di meja itu ada sepasang patung wayang golek yang indah, lengkap dengan busana tradisional Jawa, kebesaran budaya yang sudah jarang sekali terlihat lagi di zaman ini.
Bapak dan Ibu konsul tampak gembira sudah berada di ruang depan, mereka mengenakan pakaian nasional kita menyambut dengan jabatan tangan pada setiap hadirin, sambil berucapan Selamat Datang dan Merry Christmas, juga tidak segan untuk berpose atas permintaan setiap hadirin. Keanggunan budi ramah mereka yang segera menghangatan perasaan hati kita.
Nyata di Los Angeles sini merupakan kumpulan diapora Indonesia yang terbesar di Amerika Serikat, tidak jarang terdengar Bahasa dibicarakan di jalanan, tetapi malam ini rasanya kita kembali di Tanah Air, selain satu dua dari ratusan hadirin yang pernah kenal, ada kehadiran banyak tokoh masyarakat, dan satu tamu agung Ruhut Sitompul juga singgah disini.
Beliau tampak relaks dengan pakaian kasual saja tetapi sangat populer dan menjadi pusat perhatian malam ini, panjang yang antri didepannya untuk minta berfoto bersama, satu persatu juga dilayani dengan ramah dan kesabarannya.
Yang katanya pesta, pada waktu pembukaan yang sudah ditentukan, harus segera dibuka dengan acara yang paling penting, santap bersama. Begitu juga barisan yang sepanjang naga segera terbentuk rapih menuju ke meja hidangan yang terletak di satu sisi taman belakang yang sangat luas. Malam ini diatas meja panjang disediakan opor ayam, lodeh sayuran, telur sambal belado, grengsengan ikan teri, dan tentunya sate ayam yang berlimpah. Secara teratur kita mengisi piring masing-masing secukupnya saja, supaya makanan tidak terbuang-buang.
Dalam kemeriahan pesta makan bersama pun kita tidak lupa berasa prihatin dengan musibah tsunami yang menimpa penduduk Banten beberapa hari yang baru lalu. Kotak sumbangan juga disediakan untuk beramai-ramai menyokong para korban yang akan disalurkan melalui Palang Merah Indonesia.
Suasana khas Natal terasa di Wisma Indonesia Los Angeles malam ini. Selain lampu-lampu LED berkelipan pada ornamen pohon natal yang dipajang dimana-mana, juga mata kanak-kanak segera luas terbuka sewaktu kedatangan Sinterklas asli Indonesia yang sudah ditunggu-tunggu, berbarisan mereka untuk pembagian hadiah kecil dan difoto oleh orang tuanya.
Malea Emma Tjandrawidjaja, putri berusia 7 tahun yang sudah tenar di kalangan penyanyi merupakan kejutan malam ini. Dalam usia dininya sudah sering menampilkan diri didalam konser, maupun yang baru-baru ini menggemparkan puluhan ribu penonton sepak bola, olehnya menyanyikan lagu nasional Amerika Serikat dalam upacara pembukaan pertadingan di Los Angeles. Diva remaja ini menyampaikan lagu rohani "My Only God" ciptaan ayahnya sendiri, Arman, yang sesuai dalam suasana Natalan malam ini. Pertunjukan singkat yang melelehkan semua hati hadirin.
Malam pesta Natalan di Wisma ini merupakan kedua kalinya sejak 2 tahun Bapak dan Ibu Konjen Soekarno berada di Los Angeles. Semoga bukan untuk kali yang terakhir, karena beberapa bulan lagi Pak Soekarno akan ganti tugas menjabat di Konjen San Francisco, dalam kata perpisahan beliau tidak mengucapkan Goodbye, namun sekedar, Till we meet again.