PAMERAN LAMPION BUNGA TAHUN MONYET DI GUANGZHOU
Kemakmuran rakyat Tiongkok sangat nyata seperti yang tampak dalam perayaan Tahun Baru Imlik-nya dimana-mana, ini bisa disaksikan dari petayangan Pameran Lampion Bunga yang lebih besar dan lebih semarak dari tahun ke tahun.
Dari, Hari Tahun Baru Kecil yang secara tradisi untuk sembahyang berterima kasih pada Dewa Dapur tanggal 24 bulan 12 Imlik (2 Februari 2016), sampai, selesainya Hari Raya Sin Cia pada bulan Pertama tanggal 15 Imlik yang disebut Cap-go-meh (22 Februari 2016), selama 3 minggu yang disebut Masa Emas Hari Raya itu, dimana-mana dimeriahkan dengan hiasan lampion bunga yang indah, layak lampu-lampu pajangan dalam waktu Natal di Barat.
Asal usul lampion atau lentera memang dari Tiongkok. Suatu ciptaan bangsa Han Tionghoa yang semula berfungsi untuk penerangan dalam kebudayaan pertanian, berbentuk keranjang yang diberi penerang lilin didalamnya maka disebut “long (keranjang) deng (lampu), dan lafal Hokkian-nya “lang-teng” yaitu lentern atau lentera. Kemudian menjelma menjadi pajangan untuk perayaan dan hiburan sejak ribuan tahun lalu. Dimanapun keberadaan orang Tionghoa sekarang, bisa terlihat lampion bunga yang dibuat dari rangka bambu atau kayu dengan selubung lapisan kertas atau sutra yang berwarna-warni, yang semula mempergunakan lilin dan sekarang memakai LED sebagai penerang hiasan didepan klenteng maupun restoran.
Sejak masa keachiran Dinasti Sui (581-618M) dimana dimulainya perayaan Cap-go-meh yang secara besar-besaran dengan menggantungkan ribuan lampion merah diibukota Chang’an (Xi’an), dari situlah terbentuk lampion bunga yang baik untuk memeriahkan suasana hari raya maupun sebagai simbol harapan untuk kemakmuran dan kesejahteraan sekeluarga dalam tahun yang mendatang, sekarang sudah menjadi tradisi Tionghoa yang menghiaskan lampion bunga untuk memeriahkan Tahun Baru Imlik.
Setiap tahun Imlik diberi satu simbol binatang horoskop, yang terdiri dari 11 binatang hidup seperti: tikus, kerbau, harimau, kelinci, ular, kuda, kambing, kera, jago, anjing, babi, dan satu binatang chayalan: naga liong. Ke-12 binatang horoskop ini dimulai dari si-tikus digilir mengulang setiap 12 tahun, dan tahun 2016 ini jatuh giliran si-kera atau yang pada umumnya disebut Tahun Monyet.
Mungkin karena monyet ada kedekatan dengan manusia maka sering dimanusiakan dalam legenda, seperti Hanuman dalam Ramayana, Tionghoa juga punya Raja Monyet yang serba gaib, bisa memerangi dewa-dewa di Nirwana dan selalu menaklukkan setan-setan yang menjelma manusia, tokoh Sun Go Kong tersebut yang katanya mengambil contoh dari karakter Hanuman adalah ciptaan Wu Cheng-en dalam sastranya “Perjalanan ke Barat” diabad 16 Masehi.
Dari semua Festival Lampion tersebut, baik di Tiongkok chususnya maupun didunia pada umumnya, terutama pameran lampion bunga yang di Guangzhou boleh dikatakan yang terbesar setiap tahunnya. Karena tahun ini Monyet, maka Sun Go Kong dengan cerita Perjalanan ke Barat juga diambil sebagai thema pameran di Kebon Raya Yuexiu, yang terletak tidak jauh dari makam suci Mazaar Sahabi Hazrat Sa’ad bin Abi Waqqas (Radi Allahu Ta’ala Anhu) di Guangzhou (Kanton), ibukota Propensi Guangdong.
Gerbang yang dihiasi Raja Monyet Sun Go Kong, salah satu pintu masuk Kebon Raya Yuexiu untuk Pameran Lampion Bunga di Guangzhou tahun ini.
Peta Pameran Lampion Bunga 2016 yang terletak disatu sudut Kebon Raya Yuexiu, Guangzhou.