Museum Lampung adalah lembaga tempat perawatan, pengamatan dan pelestarian benda-benda material hasil budaya manusia serta alam dan lingkungan yang ada di provinsi lampung yang berisi benda-benda peninggalan bersejarah. Museum Negeri Lampung diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Fuad Hasan pada tanggal 24 September 1988.
Peresmian museum ini bertepatan dengan peringatan Hari Aksara Internasional yang dipusatkan di PKOR Way Halim. "Ruwa Jurai" yang diabadikan sebagai nama museum ini diambil dari tulisan "Sang Bumi Ruwa Jurai" dalam logo resmi Provinsi Lampung. Museum Lampung berlokasi di Jl. ZA.
Pagar Alam No.64, Gedong Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung 35141. Jaraknya tidak jauh dari pusat kota Bandar Lampung.
Keistimewaan museum lampung sendiri, yaitu karena keunikan koleksi koleksi bersejarah yang menjadi ciri khas dari adat istiadat provinsi lampung.Koleksi museum juga termasuk benda Kerajaan peninggalan Sriwijaya masa dimana Lampung masuk ke dalam wilayah kekuasaannya.
Peninggalannya berupa naskah kuno di atas daun lontar, arca, baju besi pengawal kerajaan, pakaian adat berusia puluhan tahun, keramik, perhiasan kuno, dan uang benggol.
Didalam museum, koleksi yang ditampilkan antara lain koleksi benda budaya yang mewakili dua Komunitas adat dan budaya yang domi di Lampung, yakni Saibatin Penyimbang (Pepadun). Kedua komunitas adat dan budaya ini masing masing memiliki kekhasan dalam hal ritual adat dan budaya serta perangkat atau aksesoris alat pegang pakai, seperti kain tradisional khas Lampung, kain tapis.
Rangkaian ritual kedua komunitas adat dan budaya masing-masing ditampilkan berurutan, mulai dari ritual lapahan, bedu'a, kelahiran, cukuran, asah gigi menjelang dewasa, pernikahan, hingga ritual kematian dan sebagainya. Museum ini juga menyimpan beberapa peninggalan Radin Intan yang merupakan pahlawan Lampung dan keturunannya, seperti senjata dan lainnya. PAHLAWAN NASIONAL
Saat berkunjung ke museum ini wisatawan dapat melakukan penelitian, belajar, dan rekreasi. Wisatawan juga dapat berswafoto dengan koleksi-koleksi yang terdapat di museum, namun wisatawan dilarang untuk menyentuh koleksi yang ada didalamnya guna menjaga keaslian benda-benda bersejarah agar tidak rusak.