Lihat ke Halaman Asli

Anthony Dio Martin

WISE (Writer, Inspirator, Speaker, Entepreneur), CEO HR Excellency - MWS Indonesia, Penulis 18 Buku, Ahli Psikologi, Profesional Coach

Bisakah Kenaikan Gaji Mengurangi Korupsi?

Diperbarui: 17 Maret 2018   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SUMBER GAMBAR: hardianimalscience.wordpress.com

Kali ini, saya tergelitik untuk membahas Psikologi Korupsi!

Mari kita mulai dari sebuah studi kasus aja. Hal ini terjadi di negeri Ghana. Di tahun 2010, pemerintah mereka melakukan reformasi di tubuh kepolisian. Faktanya, banyak terjadi pungutan liar di jalanan yang dilakukan oleh para polisi di jalan-jalan. Akhirnya, di tahun 2010, gaji polisi didobel alias di dua kali lipatkan.

 Lantas, penelitian yang serius dilakukan untuk meneliti apakah terjadi perubahan ataukah tidak. Pengumpulan data yang teliti dilakukan antara 2006 hingga 2012 oleh United States Agency for International Development (USAID) West African Trade Hub yang melibatkan 2.100 truk serta sekitar 45.000 kesempatan melakukan suap. 

Hasilnya cukup meresahkan. Menaikkan gaji polisi, ternyata tidak berpengaruh terhadap menurunnya angka pungli tersebut. Malahan, justru dengan gaji yang dinaikkan, polisinya malah masih tetap agresif melakukan pungutan liar. Dan yang lebih parahnya, jumlah angka yang dipungut justru makin tinggi.

Bagaimana menurutmu, dengan negara kita?

Yuk Lihat Dulu Hasil Riset Soal Pengaruh Naik Gaji Terhadap Korupsi...

Jadi, adakah pengaruh gaji terhadap korupsi? Adakah pengaruhnya? Jawabannya ternyata ada, tapi hampir tidak terlalu penting. Pernahkah sungguh-sungguh diteliti? Ada lho.

Pada awalnya, orang memang masih yakin bahwa kenaikan gaji, akan menurunkan korupsi. Hal ini didasarkan pada penelitan terkenal yang pernah dilakukan oleh Van Rijckeghem dan Weder di tahun 2001. Hasilnya? Negara dengan gaji tinggi pada aparatnya, angka korupsinya ternyata lebih rendah. Namun, riset ini belakangan lantas dikritik habis-habisan. Salah satu penyebabnya karena angka gaji yang mereka pakai ternyata dirata-rata dengan cara membagi jumlah uang yang pemerintah keluarkan dengan jumlah karyawannya. Data ini dianggap bias.

Makanya, Jakob de Haan, Erik Dietzenbacher, Vn H Le di tahun 2013 melakukan penelitian dengan data yang lebih akurat. Hasil akhirnya, pengaruh kenaikan gaji terhadap menurunnya korupsi hanya sekitar 0,35 (dari skala 0 hingga 6). Jadi, betapa nyaris tidak ada pengaruhnya. Malahan, menurut penelitian ini, menambah gaji justru menjadi upaya yang terlalu mahal untuk mengurangi korupsi. Dengan kata lain menurut mereka, hasilnya tidak sepadan!

Jadi, Bisakah Kenaikan Gaji Mengurangi Korupsi?

Pertanyaan tersebut sebenarnya perlu dicermati latar belakang logikanya. Intinya pertanyaan di atas sendiri sudah dimulai dengan sebuah logika yang perlu dipertanyakan. Logika yang dipakai adalah begini: "Orang melakukan korupsi karena sedikitnya gaji mereka". Setujukah? Mungkin ada yang menjawab iya, tapi mungkin banyak pula yang menjawab tidak. Namun, kalau kita perhatikan fakta dilapangan, masalah korupsi itu sungguh bukanlah banyak tidaknya uang yang diterima. Kita tahu, masalah korupsi lebih pada masalah karakter seseorang serta control yang ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline