Lihat ke Halaman Asli

Anthony Dio Martin

WISE (Writer, Inspirator, Speaker, Entepreneur), CEO HR Excellency - MWS Indonesia, Penulis 18 Buku, Ahli Psikologi, Profesional Coach

Bagaimana Film Horor Memakai Ilmu Neuroscience dan Psikologi untuk Menakut-nakuti Kita?

Diperbarui: 31 Oktober 2020   18:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber photo: satuharapan.com

Apa film horror terakhir yang Anda saksikan? 

Eh, mungkin pertanyaannya salah. Sukakah Anda dengan film horror? 

Kalau iya, apa yang membuat Anda menyukainya? 

Yang jelas, belakangan ini dengan kecanggihan berbagai teknik sinemotografi, film horor pun dari waktu ke waktu pun menjadi semakin menyeramkan. Makin bikin penasaran dan tegang, tepatnya!

Sebut saja Danur. Dikisahkan dalam film ini, ketika si Risa berulang tahun dan mengharapkan punya teman yang bisa menemaninya. Saat berbagai kejadian aneh terjadi di rumahnya, penontonpun mulai diciptakan ketegangannya. 

Selanjutnya, Risa memang dia mendapat banyak teman, tetapi semuanya hantu. Dan keteganganpun makin berlanjut hingga selesai. Itulah isinya Danur. Hasilnya? Total, penonton Danur dikabarkan berjumlah 2,7 juta orang. Tapi, ada yang lebih dahsyat ternyata. Yakni film Pengabdi Setan. 

Film yang mengisahkan seorang mantan penyanyi yang menjadi pengikut sekte setan ini rupanya dianggap lebih seru. Penontonnya bahkan menembus 4,1 juta orang. Ini menjadikan film Pengabdi Setan sebagai film terlaris no.2 di tahun 2017 lalu.

Dari Hollywood, tentu saja kita ingat dengan beberapa film horor yang masih terasa "kesan menakutkannya" setelah ditonton. Sebut saja Conjuring. Atau, film Six Sense, yang dulu pernah dibintangi oleh Bruce Willis. Atau, yang terbaru yang memecahkan rekor pendapatan tertinggi, yakni "It". 

Dikatakan, pendapatan film "It" mencetak rekor terbaru yakni 700,2jt dollar. Yang unik, film ini memang sejak awal menampilkan kontradiksi emosi yang aneh. Badut, yang biasanya dikaitkan dengan lucu dan menyenangkan, justru merupakan jadi sumber terror yang menakutkan. Ide yang brillian!

Dan sedikit info untuk Anda. Film horror adalah salah satu film yang senang dibuat oleh para produser dan sutradara. Mengapa? Di Indonesia sendiri, film genre horror adalah nomer dua setelah film drama. Sekitar 20,2 % film kita saat ini bertema horror. Hal ini tentunya, tak lepas dari permintaan pasar dan kebutuhan akan film horror yang tinggi. Tapi, kok mau-maunya ditakuti?

Mengapa Membayar Untuk Ditakut-Takuti?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline