White Horse Neighs in the Western Wind, atau yang bahasa Indonesianya menggunakan judul Kuda Putih Menghimbau Barat, merupakan sebuah karya cerita silat pendek dari seorang pengarang bernama Jin Yong. Jin Yong (hokkien: Chin Yung) terkenal akan karya cerita silatnya yang fenomenal dan terkenal tidak termakan waktu seperti Trilogy Rajawali (Trilogy condor heroes), Pangeran Menjangan (the duke of mount deer), Pendekar Negeri Tayli (demi gods and semi devils), Pendekar Hina Kelana (the swordsman), dan lainnya.
Total Jin Yong membuat 15 karya bertema cerita silat, karena karyanya yang terkenal, sehingga banyak juga beredar cerita yang palsu menggunakan nama dia di sampul depan buku). Dari kelima belas karya-nya, salah satunya adalah Kuda Putih Menghimbau Angin Barat yang dimana judul ini kurang dikenal masyarakat.
Boleh dibilang, karya yang satu ini kurang sukses dan kurang bagus dibandingkan lainnya, isi ceritanya pun tergolong agak pendek. Sanking pendeknya, sehingga sering terlupakan.
Secara kualitas memang yang pendek ceritanya kurang bisa bersaing dibanding yang panjang-panjang seperti Trilogy condor Heroes, pendekar hina kelana, ataupun pendekar negerti tayli. Tapi menurut saya patut diikuti atau dibaca, mengingat karya Jin Yong tidak banyak, lagipula ini juga tidak terlalu buruk gimana. Dan yang pastinya, ini merupakan cerita yang paling disukai atau di favoritkan oleh istri Jin Yong.
Ceritanya pun agak lain dibanding dengan karya Jin Yong lainnya, disini setting lokasi cerita utama bukan berada di daratan tengah (tiongkok), melainkan di daerah sekitaran Kazakstan sekarang ini, wilayah yang dominan muslim. Tokoh utamanya pun adalah seorang wanita, jadi agak berbeda dengan karya Jin Yong lainnya yang biasanya seorang pria tulen.
Ceritanya diawali dari keluarga sang tokoh utama cerita yang bernama Li Wenxiu sedang dikejar-kejar oleh sekelompok orang bandit. Ayah dan ibu Li Wenxiu terpaksa harus mengorbankan diri agar si Li kecil bisa selamat.
Li kecil harus kabur sendiri dengan kuda putih (itu-lah kenapa judulnya ada kuda putih) menuju daerah barat nan jauh melewati gurun pasir yang badainya sangat mengerikan, dan tiba ke daerah Kazakstan.
Sesampai di pemukiman orang Kazakstan, karena dia adalah orang Han (tiongkok), sehingga dia agak dikucilkan oleh komunitas etnis Kazaks, dia direndahkan dan dihindari. Untungnya disana juga ada seorang lain etnis Han. Orang ini sudah tua dan berambut putih, sehingga disebut Pak Tua Ji. Li Wenxiu tinggal bersama pak tua Ji dan sedikit agak terpisah dengan lainnya.
Nantinya, Li Wenxiu menyelamatkan seseorang yang tidak dikenalnya, dan orang itu akan mengangkat Li Wenxiu menjadi murid, dan mengajarinya ilmu silat tingkat tinggi.
Li Wenxiu juga akan belajar ilmu silat dengan menggunakan senjata yang tidak umum, yaitu palu meteor (biasa pe-wushu kadang menggunakannya). Kisah cinta pun dirasai oleh Li Wenxiu saat beranjak remaja ke salah satu anak laki-laki beretnis Kazaks.