Lihat ke Halaman Asli

Radjali

Praktisi Seni dan Edukasi

Hebatnya Resiliensi Siswa Zaman Now

Diperbarui: 19 Januari 2022   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada awal pandemi, banyak dari kita mungkin terkaget-kaget, khawatir, dan was-was karena banyak hal tidak terduga terjadi. Dan rasanya campur aduk, ada sedih, bingung, dan mungkin juga marah; seperti digantung rasanya. Begitupun dunia pendidikan, menjadi sebuah tantangan tersendiri ketika tidak ada pilihan lain selain melakukan sekolah secara daring. 

Saat anak-anak sedang dalam proses beradaptasi menghadapi pandemi, di mana mereka harus tinggal di rumah, pakai masker, dan sebagainya, merekapun diperhadapkan pada kenyataan bahwa sekolah harus sepenuhnya dilakukan daring. 

Dan kita semua menjadi saksi yang melihat bagaimana mereka berusaha beradaptasi bukan hanya dengan keadaan yang ada tetapi juga dengan berbagai gejolak emosi yang mereka miliki.  Kemudian pandemi masih terus berlanjut, bagaimana anak-anak menghadapi tahun kedua pandemi? 

Di tahun kedua pandemi, ketika anak-anak sudah mulai stabil melakukan pembelajaran daring, muncul kabar gembira, sebuah keputusan dari pemerintah untuk sekolah mulai melakukan tatap muka terbatas dan bertahap. Di sini sekali lagi kita melihat anak-anak harus beradaptasi  dengan hal yang baru untuk kedua kalinya. 

Memasuki semester kedua tahun ajaran ini, ada kabar baik dari Pemerintah yang mendorong untuk pembelajaran tatap muka mulai dilakukan 100%. 

Artinya anak-anak harus beradaptasi lagi dengan keadaan yang berbeda. Mereka harus mengubah lagi kebiasaan yang sudah terbangun selama masa pembelajaran full daring ataupun tatap muka bertahap. 

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh para pendidik di Sekolah Quiver Center Academy (QCA) yang berlokasi di Gading Serpong Tangerang (www.qca.sch.id). Survey menunjukan bahwa 50% siswa mengalami kesulitan ketika harus beradaptasi dari sekolah tatap muka ke sekolah daring. 

Sedangkan 30% siswa menjalani sekolah daring dengan kendala. Hasil selanjutnya menyatakan 94% siswa sudah terbiasa dengan sekolah daring dan cukup nyaman dengan hal tersebut. Tandanya mereka sudah stabil sekali di masa tersebut. 

Data signifikan sebesar 63% menunjukan siswa masih sedang menghadapi beberapa tantangan ketika harus beradaptasi dari sekolah daring ke sekolah luring kembali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline