Kebanyakan tinjauan mengenai film "Intersetellar" adalah dari sudut Fisika, tidak diberikan tempat yang menjadi alasan sebenarnya mengapa Cooper mau menerima pekerjaan (yang ia tidak tahu resikonya) sebagai pilot dalam pencarian planet baru.
Dalam sebuah adegan film tersebut -- ketika duduk-duduk di teras, sambil memandang ladang yang kena wabah hawar (blythe), sang ayah berkata kepada anaknya:
"Ketika aku masih anak-anak, mereka membuat gawai (gadget) setiap hari seolah-olah setiap hari adalah hari raya Natal."
Setelah sang ayah mengeluh-ngeluh mengenai sumber daya di bumi yang hampir menghilang dan mempengaruhi 6 miliar nyawa manusia sang anak menjawab,
"Kita adalah petualang dan perintis, bukan pengemong dan pengasuh. Kita seharusnya melihat ke langit ke atas dan bukan menunduk ke bawah dan hanya mengeluhkan debu [karena wabah hawar]."
Banyak tinjauan telah melewatkan hal ini, bahwa manusia lama sekali merencanakan perjalanan antariksa, karena tahu, pada suatu waktu Bumi takkan lagi mampu membuat bertahan manusia yang jumlahnya akan menjadi membengkak terlalu banyak.
Christopher Nolan, sutradara film ini mencoba memberikan pesan penting, bahwa sudah seharusnya kita berupaya keras membuat makanan yang lebih banyak sehingga krisis sumber daya, kemudian, tidak pernah ada.
Terknologi dalam ilmu biologi adalah sama pentingnya dengan membuat Android dan roket untuk perjalanan antariksa itu sendiri. Pertanyaannya: Siapa dalam masa sekarang yang sedang melakukannya? Adakah? Atau semua prakira itu benar adanya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H