Lihat ke Halaman Asli

Wira D. Purwalodra (First)

Let us reset our life to move towards great shifting, beyond all dusruption.

Mencintai Allah Tanpa Syarat?!

Diperbarui: 20 Oktober 2023   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Dok. Pribadi.

Oleh. Wira D. Purwalodra

Cinta merupakan salah satu konsep yang sulit dipahami dalam kehidupan manusia. Banyak yang berpendapat, bahwa cinta adalah perasaan yang penuh dengan emosi, yang hanya bisa dirasakan oleh manusia terhadap sesama manusia. Namun, di balik itu semua, cinta juga ada dalam bentuk yang lebih tinggi dan universal, yaitu: cinta kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

Hakekat mencintai Allah tanpa syarat adalah mencintai-Nya dalam bentuk yang murni, sejati, dan mengabaikan segala syarat yang kerap manusia berikan dalam mencintai hal-hal lain di dunia ini. Mencintai Allah tanpa syarat berarti menyadari bahwa kasih sayang-Nya adalah tak terbatas dan mampu mencakup segala aspek kehidupan manusia. Cinta kepada Tuhan harus menjadi pijakan utama dalam menjalani kehidupan, bukan hanya ketika kita membutuhkan pertolongan, tetapi setiap saat ?!

Mencintai Allah tanpa syarat juga berarti melibatkan semua dimensi kehidupan kita. Tidak hanya melalui ibadah-ibadah formal, seperti shalat, puasa, dan sedekah, tetapi juga melalui perbuatan-perbuatan kecil sehari-hari. Sedekah tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk waktu dan perhatian yang diberikan kepada orang lain. Shalat tidak hanya dalam bentuk ritual, tetapi juga dalam bentuk refleksi dan introspeksi diri. Semua ini menunjukkan bahwa mencintai Allah tanpa syarat bukanlah tentang melakukan ibadah dengan sempurna, tetapi tentang memberikan segala yang kita miliki dengan penuh kasih sayang dan tujuan yang tulus ?!

Mencintai Allah tanpa syarat juga berarti memiliki kepercayaan yang dalam, bahwa Allah adalah sumber segala kebaikan. Mengapa manusia mencintai hal-hal di dunia ini? Karena mereka memperoleh manfaat atau kepuasan pribadi. Namun, mencintai Allah tanpa syarat berarti mencintai-Nya tanpa memikirkan keuntungan apa pun. Ini bukanlah tentang mencari imbalan atau keuntungan, tetapi tentang memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan menghargai segala apa yang telah diberikan kepada kita selama ini !?

Mencintai Allah tanpa syarat juga berarti mencintai semua ciptaan-Nya. Kita hidup di dunia ini dengan berbagai makhluk hidup yang Allah ciptakan. Mencintai Allah tanpa syarat berarti mencintai semua yang ada di dunia, baik manusia, hewan, tumbuhan, bahkan alam semesta ini. Allah menciptakan semuanya dengan tujuan dan kebijaksanaan, oleh karena itu, mencintai Allah tanpa syarat berarti mencintai setiap bagian dari ciptaan-Nya.

Betapa sulitnya mencintai Allah tanpa syarat dalam dunia yang serba materi dan egosentris. Manusia seringkali terjebak dalam mencintai diri sendiri, harta benda, kebahagiaan duniawi. Inilah tantangan terbesar dalam mencintai Allah tanpa syarat, yaitu membebaskan diri dari penjara nafsu dan ego, serta mengambil jalan yang lebih tinggi untuk mencintai-Nya !?

Ketika kita mencintai Allah tanpa syarat, maka kita harus belajar mengendalikan diri dan melepaskan diri dari keinginan duniawi yang sementara. Mencintai Allah tanpa syarat merupakan perjalanan spiritual yang panjang dan rumit. Dalam perjalanan ini, kita akan mengalami kegagalan, ketidaksempurnaan, dan kesalahan. Tapi percayalah, jika kita sungguh mencintai Allah tanpa syarat, maka Allah akan mendampingi kita dalam perjalanan ini ?!

Merasakan Cinta Allah

Mencintai Allah tanpa syarat merupakan perjalanan spiritual yang menyeluruh dan mendalam. Melalui mencintai Allah tanpa syarat, kita dapat menemukan makna sejati dalam hidup ini, yaitu: cinta dan hubungan yang bersifat hakiki dan langgeng dengan Allah SWT. Jika kita mencintai Allah tanpa memikirkan imbalan, keuntungan pribadi, dan dengan memberikan yang terbaik bagi-Nya, maka kita akan menemukan bahwa kasih sayang-Nya tak terbatas akan selalu hadir dalam hidup kita. Beberapa pendekatan filosofis yang dapat upayakan untuk mencapai tujuan ini, antara lain:

  • Pertama, melalui pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang-Nya. Kita perlu mengetahui dan memahami sifat-sifat Allah yang Maha Kuasa, seperti: kasih sayang, kebijaksanaan, adil, dan penuh rahmat. Dengan pemahaman yang mendalam tentang Allah, kita akan semakin dekat dan lebih menghargai kebesaran-Nya.

Pemahaman tentang Allah juga berarti mengerti bahwa Dia adalah pencipta segala sesuatu di alam semesta ini. Allah menciptakan kita dan memberi kita kehidupan. Dia adalah sumber segala kebaikan dan kehidupan. Dalam pemahaman ini, kita akan menyadari makna yang mendalam bahwa kita adalah makhluk-Nya yang lemah dan bergantung pada-Nya. Ini akan mengubah perspektif kita tentang diri sendiri dan membantu membuat kita lebih rendah hati dalam mencintai-Nya.

  • Kedua, dengan melakukan amal perbuatan baik yang bertujuan mengabdi kepada Allah. Mencintai Allah tanpa syarat tidak boleh hanya menjadi kata-kata, tetapi harus tercermin dalam perbuatan nyata. Melalui amal perbuatan baik, kita dapat mengekspresikan cinta kita kepada Allah dengan membuat kehidupan orang lain lebih baik dan berkontribusi dalam pembangunan masyarakat.

Amal perbuatan baik ini bisa beragam, mulai dari memberikan sedekah kepada yang membutuhkan, membantu orang-orang miskin dan anak yatim, hingga berbuat baik dalam setiap interaksi sosial sehari-hari. Dalam melakukan semua itu, kita harus melakukannya dengan niat yang tulus, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari orang lain. Amal perbuatan baik yang tulus akan membantu kita untuk semakin dekat dengan Allah dan mencintainya dengan lebih ikhlas.

  • Ketiga, melalui ibadah yang konsisten dan sungguh-sungguh. Ibadah adalah cara kita berkomunikasi dengan Allah, dan melalui ibadah yang tulus dan konsisten, kita dapat memperkuat ikatan cinta kita kepada-Nya. Ibadah tidak hanya harus dilakukan dalam bentuk ritual formal, seperti: shalat, puasa, dan zakat saja, tetapi juga melalui doa, dzikir, dan kontemplasi spiritual.

Dalam ibadah, kita dapat merasakan kehadiran Allah dalam diri kita sendiri. Kita dapat merasakan rengkuhan-Nya yang penuh kasih sayang dan merenungkan kebesaran-Nya dalam kehidupan kita. Melalui ibadah yang konsisten dan sungguh-sungguh, kita dapat menghilangkan hambatan-hambatan yang menghalangi kita untuk mencintai Allah tanpa syarat, seperti: egoisme, kecenderungan materialistik dan lain-lain.

  • Keempat, dengan mengamati dan menghargai ciptaan-Nya. Alam semesta ini adalah manifestasi dari kekuasaan dan kebesaran Allah. Melalui observasi dan apresiasi terhadap keindahan dan keajegan alam semesta ini, kita dapat semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Kita dapat merasakan kebesaran Allah dalam setiap rincian kehidupan, baik dalam keindahan langit, gunung, laut, atau dalam keajaiban kehidupan di dunia ini.

Dengan mengamati dan menghargai ciptaan-Nya, kita akan semakin sadar akan kebesaran-Nya dan akan tumbuh kasih sayang yang mendalam terhadap-Nya. Kita akan menyadari bahwa semuanya ada karena kehendak-Nya dan kita akan semakin mentaati-Nya dalam segala aspek kehidupan kita.

  • Kelima, melalui introspeksi dan refleksi diri. Dalam pencarian cinta yang tulus kepada Allah, kita harus selalu mengkaji diri sendiri dengan jujur. Kita perlu merefleksikan perbuatan kita, niat kita, dan menjaga agar tetap dalam jalan yang benar. Dengan introspeksi dan refleksi diri yang terus menerus, kita akan semakin menyadari kelemahan dan kesalahan kita sendiri dan memperbaikinya.

Dalam refleksi diri, kita juga akan menyadari bahwa kita bukanlah yang terbaik dan sempurna dalam mencintai Allah. Kita harus selalu mengingat bahwa cinta kita kepada Allah masih jauh dari kesempurnaan dan berkomitmen untuk terus meningkatkan dan memperdalamnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline