Shalat Idul Adha tahun 1431H, di Kota Bekasi, diwarnai perbedaan penetapan tanggal 10 Dzulhijjah. PP Muhammadyah telah jauh-jauh hari menetapkan bahwa tanggal 16 Nopember 2010 merupakan tanggal 10 dzulhijjah 1431H, sementara Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama dalam sidang Isbatnya menetapkan 17 Nopember 2010. Perbedaan ini disatu sisi menimbulkan keraguan diantara Ummat Islam, namun dengan kesadaran masing-masing individu, Alhamdulillah Shalat Idul Adha tahun ini berjalan tertib dan lancar tanpa friksi yag berarti.
Di Kota Bekasi pelaksanaan Shalat idul Adha 1431H dilaksanakan dua kali, yaitu pada tanggal 16 Nopember 2010 dan tanggal 17 Nopember 2010. Meskipun demikian, tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, semuanya berjalan sesuai keyakinan masing-masing Ummat Islam. Salah satu kegiatan Shalat 'Id yang dilakukan pada tanggal 16 Nopember 2010 adalah di Grand Mall, Kranji, Bekasi Barat, dengan khatib H. Shalih Mangara Sitompul, SH, MH, salah seorang fungsionaris Pengurus Muhammadyah Kota Bekasi.
H. Shalih Mangara Sitompul yang juga menjadi Sekretaris Kongres Umat Islam Bekasi, membawakan khutbah berjudul, Membangun Kesadaran Ummat Di Tengan Musibah dan Bencana. Dengan penuh keprihatinan, Bang 'SMS', biasa masyarakat Kota Bekasi menyebutnya demikian, mengemukakan bahwa :
1. Semua peristiwa dan bencana yang kita saksikan di bumi Indonesia dan alam semesta ini tidak ada yang terjadi begitu saja dengan sendirinya, melaikan sesuai kehendak dan ketentuan Tuhan Penciptanya, yakni Allah Swt.
2. Berbagai musibah dan bencana itu disebabkan kedurhakaan dan kesombongan manusia terhadap Allah dan syari'at Allah serta berbagai dosa-dosa yang mereka lakukan. Lalu Allah menurunkan berbagai azab atas mereka.
3. Orang-orang kafir, sombong dan ingkar pada Allah dan Rasul-Nya melihat berbagai peristiwa tersebut murni hanya sebagai peristiwa alam yang terlepas dari kehendak dan sekenario Allah. Mereka tidak dapat melihatnya sebagai sebuah azab, teguran atau cobaan. Melaikan hanya menambah kesombongan dan kekufiran kepada Allah. Sikap yang mereka kembangkan juga seakan melawan kehendak Allah. Namun sayang, sepanjang perjalanan umat manusia, belum ada satupun manusia yang mampu mengalahkan dan melawan kehendak Allah, kendati Fir'aun yang begitu hebat memiliki semua kekuatan saat berkuasa, namun tenggelam juga di laut merah dan bangkainya dapat kita saksikan sekarang di sebuah museum di Mesir. Demikian juga dengan Negara-negara maju hari ini seperti jepang, Eropa dan Amerika. Belum pernah mereka mampu menahan gempa bumi, tsunami dan berbagai bencana, yang Allah turunkan di negeri mereka. Semuanya lemah dan tak berdaya di hapadan kehendak Allah.
4. Sebaliknya, orang-orang beriman akan melihat semua peristiwa yang terjadi merupakan ujian dan teguran dari Allah. Mereka akan segera kembali dan bertaubat pada Allah. Semakin taat pada aturan Allah, baik yang terkait dengan sunnatullah maupun syari'at Allah.
5. Sistem Allah terkait dengan imbalan (pahala) dan hukuman (punishment) bukan hanya terjadi di akhirat, melainkan sudah Allah terapkan sejak kita hidup di dunia. Setiap kebaikan yang dibangun di atas dasar iman pada Allah dan ketaatan pada-Nya dan Rasul-Nya akan berakibat keberkahan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat. Sebaliknya, setiap pelanggaran sistem Allah yang terkait dengan keimanan, syari'ah, akhlak, sunnatullah dan sebabagainya akan berakibat kepada tidakan Allah melalui berbagai musibah dan bencana yang Allah timpakan kepada manusia.
Pada akhir khutbahnya, Bang 'SMS' (Shalih Mangara Sitompul) mengajak kepada para Jama'ah Shalat 'Id untuk bersama-sama memiliki kesadaran spiritual, dimana Kesadaran Spiritual yang dimiliki Ummat ini, minimal ada delapan syarat yaitu : iman, jujur, tsiqah (saling percaya), loyal, taat, komit, dan selalu berlomba dalam kebaikan. Sebagai seorang yang memiliki kesadaran spiritual sudah barang tentu harus berukhuwah dan bersatu. Syarat mutlak ukhuwah dan persatuan yang kuat adalah keimanan. Mukmin yang tidak berukhuwah atau tidak mau menyatu dengan mukmin lainnya pertanda bahwa keimanannya sedang dalam problem. Sebaliknya kalau ada persatuan yang tidak didasari atas keimanan, itu adalah persatuan palsu. Mengapa demikian ? Karena persatuan dan ukhuwah tanpa iman tersebut sudah pasti dilandasi oleh kepentingan pribadi atau kelompok, bila kemaslahatan diri atau kelompoknya tidak diakomodir pasti akan menimbulkan perpecahan. Selain keimanan, keutuhan persatuan umat Islam harus dilandasi kejujuran yang merupakan kunci semua kebajikan. Suatu hubungan horizontal akan porak poranda bila sudah tidak ada kejujuran para anggotanya dan tidak ada sikap saling percaya. Suatu umat yang dibangkitkan sebagai Khairu Ummah harus menyusun shaf yang kuat, para anggotanya memiliki loyalitas terhadap kepentingan umat Islam, taat terhadap pimpinan, komitmen dengan ajaran Ilahi serta memilki kekuatan dalam berbagai aspek kehidupan. Kesadaran spiritual umat akan pudar seiring dengan pudarnya delapan kriteria di atas.
Dengan suara parau, Shalih melantunkan do'a kepada Allah Swt, agar musibah dan bencana tidak lagi ditimpakan kepada bangsa Indonesia.
Bekasi, 17 Nopember 2010.