Oleh. Purwalodra
[caption id="attachment_335504" align="alignright" width="300" caption="Foto koleksi pribadi"][/caption]
Salah satu unsur kebahagiaan seseorang dalam kehidupan ini adalah merasa berguna. Istri yang seharian berada di rumah ketika masakannya tak disentuh suami, ia merasa dirinya tak berguna. Seorang sahabat jika sekian lama tak disapa karibnya, ia juga merasa tak berguna. Seorang karyawan yang tidak diberi pekerjaan ato tugas sesuai jobdes-nya, pasti ia pun merasa tak beguna. Seorang kader partai yang tidak diberi kesempatan untuk tampil dalam kegiatan-kegiatan organisasi, sudah jelas dia tak merasa berguna. Apalagi seorang kekasih yang terus aja dibikin cemburu dan disakiti, pasti ia beranggapan kekasihnya itu sudah tidak peduli terhadapnya, dan akhirnya ia juga beranggapan bahwa ia merasa tidak berguna lagi.
Orang yang merasa tidak berguna, hidupnya menjadi hampa. Orang ini hanya menemukan suasana sepi, dan kesunyianpun menjadi hari-hari yang panjang. Tidak ada masa depan untuk orang yang tidak merasa berguna ini, yang ada adalah masa sekarang yang mencekam.
Merasa berguna mungkin merupakan salah satu kebutuhan manusia, mulai dari tingkat ekonomi yang paling rendah sampai dengan orang yang paling kaya di negeri ini. Kasus-kasus bunuh diri biasanya diawali dengan perasaan tak berguna. Ketika seseorang merasa tak berguna hidupnya, maka boleh jadi ia mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan hidupnya. Singkatnya, orang yang merasa hidupnya tak berguna ia akan mudah stress yang kemungkinan berakibat stroke.
Namun, bukan berarti orang yang merasa berguna tidak mengalami stress ?. Mereka-mereka yang merasa paling berguna juga sering mengalami stress berat karena pekerjaannya overload alias berlebihan, sehingga waktu makan dan tidurpun terlupakan, dan kondisi negatif ini jika dipaksanakan terus-menerus akan berakibat fatal bagi fisik dan mental kita. Mungkin bagi teman-teman yang mengalami overload pekerjaan, mungkin bisa diatasi dengan upaya-upaya refreshing.
Sebenarnya orang yang merasa berguna maupun tidak berguna sama-sama mengalami tekanan fikiran dan mental, baik secara positip maupun negatif. Perasaan ini sebenarnya kita susun sendiri dalam bentuk sikap kita sehari-hari. Karena orang yang merasa berguna atau tidak, sama-sama terpenjara fikiran dan perasaannya. Perasaan inilah yang kemudian menjadi pendorong munculnya penyakit-penyakit fisik maupun mental. Dalam bentuknya yang negatif, misalya tumbuhnya rasa sombong dan tinggi hati, sementara bagi mereka yang merasa tidak berguna akan terjangkiti rasa minder dan selalu berkecil hati alias rendah-diri.
Dalam hukum fikiran dikatakan bahwa ketertarikan pada sesuatu akan menarik sesuatu itu ke alam nyata. Artinya, sesuatu yang kita fikirkan selalu akan mencari bentuknya sendiri. Sebagai contoh, jika seseorang berfikir bahwa ia merasa tidak berguna, maka fikiran itu akan melahirkan bentuk-bentuk fisiknya seperti, perasaan cemas, gelisah, takut, marah dan lain-lain. Semua emosi-emosi negatif itu muncul disebabkan karena merasa tidak berguna.
Begitu pula ketika seseorang berfikir bahwa ia sangat berguna, maka perasaan senang, merasa diakui, merasa diperhatikan, bahagia dan lain-lain muncul dalam bentuknya yang positif. Mungkin perlu kita kaji kembali, bahwa ternyata orang yang merasa berguna memiliki perasaan-perasaan positip dibandingkan dengan orang-orang yang merasa tidak berguna.
Mungkin, perlu kita fikirkan kembali, ketika kita menjadi atasan, suami, istri, majikan, anak dan lain-lain, sepertinya ide untuk menjadikan orang lain merasa berguna ternyata cukup baik. Karena dengan demikian orang lain akan menjadi senang, gembira, ceria, produktif, kreatif, bahagia dan sebagainya. Pesannya sekarang, jadikan perasaan kita, saat ini, untuk selalu merasa berguna, lalu tumbuhkan dalam orang lain untuk merasa berguna pula, Insya Allah hidup menjadi indah dan produktif. Wallahu A'alam Bishshawwab.
Bekasi, 15 November 2014.