haloo hari ini saya akan membahas tentang proses pengolahan air bersih menggunakan air yang berasal dari laut.
indonesia bisa dikatakan negara negara kepulauan terbesar di dunia, yang dikelilingi oleh air laut. karna melimpahnya air laut ini potensi eksport garam harusnya banyak ya, tetapi menurut dari badan pusat statistik (BPS, 2021) malah kita import garam dari negara luar seperti Australia sampai 2 juta ton. ok, balik lagi ke topik kita yaitu bagaimana si pengolahan air laut menjadi air bersih dan juga air minum?.
dalam kaidah teknik sebelum proses perancangan suatu alat pengolahan, terlebih dahulu kita harus menyiapkan beberapa data pendukung, pada proses pembuatan air laut menjadi air bersih data yang harus kita miliki adalah kualitas air baku yang akan digunakan seperti kandungan Total disolve solute (TDS), Total suspended solute (TSS), dll. Nah, setelah mendapat data pendukung tersebut maka kita bisa melakukan perancangan sistem pengolahan airnya. Umumnya proses pengolahan air laut menjadi air bersih meliputi Media filter (Carbon, sand filter), Ultrafiltration (UF), Catridge filter, Reverse osmosis ini adalah pengolahan air bersih, ketika air akan dipakai untuk minum maka perlu disenfektan yaitu Sinar UV Lamp.
sebenarnya proses utama dari perubahan air laut menjadi air bersih itu ada pada sistem reverse osmosis. proses reverse osmosis adalah penekanan air laut menggunakan membran permeable yang berfungsi untuk menyaring kandungan garam pada air sehingga terpisah molekul garam dan molekul air dan dihasilkan air yang kandungan garamnya sudah sama dengan air bersih.
kemudian apakah mudah untuk memisahkan molekul garam air laut? jawabannya tidak mudah temen2 butuh tekanan yang tinggi untuk memecah molekul garam dalam air laut, oleh karena itu biasanya untuk proses pengolahan Reverse osmosis dibutuhkan pompa yang bertenakan tinggi atau biasa disebut High pressure pump (HPP). karena alat proses yang digunakan berteknologi baik maka otomotis capital expantion (Capex) pada proses pembuatan air minum dari air laut menjadi cukup mahal, itulah kenapa tidak semua orang bisa melakukannya. sekian semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H