Lihat ke Halaman Asli

Mari Bersatu Berantas Teroris

Diperbarui: 20 Desember 2017   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hermanderu.co

Ditangkapnya beberapa terduga teroris di Sumatera Selatan oleh pihak kepolisian telah membuat masyarakat Sumsel terhenyak. Bagaimana tidak, upaya pemberantasan terorisme dan pendidikan bela negara telah dijalankan sedemikian rupa, namun masih saja ada orang-orang yang tergoda dan masuk menjadi kelompok peneror.

Penyebab masih adanya terduga teroris menjadi perbincangan banyak pihak. Sebagian menganggap terorisme muncul akibat dangkalnya rasa nasionalisme dan kacaunya pemahaman keagamaan sehingga memunculkan pola pikir dan pola tindak yang ekstrim. Sebagiannya menganggap terorisme terjadi karena faktor ekonomi. Kemiskinan yang tinggi, ketimpangan yang lebar serta ketidakadilan ekonomi telah menggiring orang menjadi teroris.

Sebagaimana banyak diberitakan sebelumnya, Densus 88 Antiteror bersama Polda Sumatera Selatan  menangkap 13 terduga teroris. Dari 13 orang yang diamankan Densus 88 Antiteror dan Polda Sumsel saat operasi 10 Desember lalu, 9 di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.

Ditangkapnya sejumlah terduga teroris di Sumsel itupun menuai tanggapan dari Calon Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru. Iamenyesalkan ada masih ada warga Sumsel yang menjadi teroris, baik terlibat dalam jaringan terorisme internasional atau bergerak sendiri-sendiri. Menurutnya, Sumsel seharusnya menjadi lumbung pangan dan lumbung energi nasional bukannya jadi lumbung teroris nasional. Herman Deru menegaskan tidak boleh ada atau lahir satu orangpun teroris di Sumsel. Karenanya, Herman Deru meminta semua pihak memberi perhatian serius terhadap persoalan tersebut.

Herman Deru menyatakan gerakan kontra-terorisme harus terkoordinasi. Pendidikan bela negara, indoktrinasi Pancasila, pendidikan agama yang moderat serta perbaikan taraf ekonomi rakyat harus dilakukan. Semua itu menurut Herman Deru adalah tugas bersama. Hal ini Herman Deru sampaikan di Palembang, sesaat sebelum berangkat ke Jakarta untuk bertemu dengan para pimpinan partai pengusungnya, Selasa, 19 Desember 2017. 

Herman Deru menyatakan kondisi Sumsel sekarang ini harus dibenahi, harus diperbaiki, harus diperbaharui. Adalah fakta dan ada data bahwa kemiskinan di Sumsel tinggi, bahkan berada di atas rata-rata nasional. Lalu juga ketimpangan yang begitu lebar. Ketidakadilan kawasan juga dirasakan rakyat Sumsel. Banyak jalan rusak, kriminalitas tinggi, para petani menjerit karena harga jual hasil tani dan kebun rendah. Jika hal-hal demikian tidak diperbaiki dan terus bertahan begitu ya bisa jadi potensi buruk.

Menurut Herman Deru, walau tidak sepenuhnya benar, namun asumsi kemiskinan menyumbang pada terorisme tidak bisa diabaikan.  Analisa itu bisa dipakai. Jadi bagi Herman Deru memberantas terorisme harus kompak. Sisi penegakan hukum jelas ada kepolisian, sisi pendidikan inklusif dan moderat harus jadi perhatian dinas terkait dan kementerian agama, lalu soal ekonomi dan sosial ini tugas pemerintah.

Herman Deru menyatakan persoalan pemberantasan terorisme akan menjadi perhatian pemerintahannya. Hal-hal yang menjadi penyebab adanya terorisme akan diperbaiki. Pengentasan kemiskinan akan jadi prioritas. Pendidikan moderat akan diwajibkan di semua level pendidikan. Program cinta tanah air akan digalakkan sedemikian rupa sehingga kebersamaan, persaudaraan, berbeda tapi satu terpelihara.

Herman Deru mengingatkan kalau Sumsel adalah provinsi pluralis. Penduduknya terdiri dari ragam etnis dan agama serta budaya. Jadi memelihara kemajemukan itu untuk jadi kekuatan bersama menjadi urgen. Bagi Herman Deru intinya semua harus bersatu. Bersatu Sumsel maju.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline