Salah satu kelebihan Belajar Dari Rumah (BDR) adalah anak dapat menentukan jadwal belajarnya sendiri. Selama BDR, pada umumnya setiap pagi para guru mengirimkan ringkasan materi, mengirimkan video pembelajaran, dan diikuti dengan tugas yang harus dikerjakan anak pada hari itu. Namun, tidak semua anak langsung belajar dan mengerjakan tugas pada waktu yang sama. Beberapa anak terpaksa bergantian menggunakan smarphone dengan kakak atau orang tuanya. Sehingga, mereka harus mengerjakan tugas-tugas online pada waktu sore atau malam hari.
Yang menjadi persoalan adalah, kemana anak-anak itu pada saat pagi dan tidak belajar? Apakah mereka menonton TV di rumah, bermain bola di halaman, atau bersepeda keliling kampung bersama teman-temannya yang terpaksa juga harus berbagi waktu menggunakan smarphone? Bersama siapa anak-anak kita bermain? Bersama teman-teman sebaya atau kakak-kakak mereka yang sudah remaja atau dewasa?
Sebagian orang tua memiliki kesempatan mengajak anak-anaknya bekerja. Bukan berarti anaknya disuruh membantu melakukan pekerjaan orang tua, tetapi mengajak anak-anak ke tempat kerja. Beberapa kantor dan tempat kerja mungkin membolehkan hal itu, tetapi sebagian lainnya tentu tidak. Selain itu, anak-anak yang sudah besar atau "merasa besar" lebih suka bermain di rumah dan membiarkan orang tuanya bekerja.
Di rumah mereka dapat bermain dengan teman-teman di lingkungan tempat tinggal mereka. Bermain bola, layang-layang, bersepeda, dan lain-lain. Tergantung season permainan yang lagi ngetrend pada saat itu. Positifnya, anak-anak akan mengenal lingkungan mereka dengan baik, memiliki banyak teman, dan meningkatkan keberanian serta kemandirian mereka.
Namun, apakah mereka telah bermain di lingkungan yang tepat? Apakah mereka bermain di tempat-tempat yang aman? Atau, apakah mereka bermain bersama orang-orang yang tepat juga? Hal-hal itu sebaiknya juga menjadi pertimbangan orang tua yang meninggalkan anak-anak mereka BDR sendiri, sementara mereka harus bekerja.
Bermain di Lingkungan yang Tepat
Bermain adalah dunia anak. Dengan bermain anak akan merasakan kebahagiaan, yang tentunya akan sangat bermanfaat membangun mental mereka. Bermain juga dapat menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki anak. Tetapi, orang tua harus benar-benar memperhatikan lingkungan bermain anak-anaknya. Jika tidak, ancaman secara fisik dan psikis harus dihadapi anak-anak kita.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua untuk memilihkan lingkungan bermain yang tepat, yaitu:
Pertama, pertimbangkan keamanannya. Anak-anak harus bermain di tempat yang aman, seperti aman dari binatang buas, alat atau benda berbahaya, jauh dari aliran listrik, jauh dari tempat yang dapat mengancam keselamatannya seperti kolam yang dalam, sungai yang berarus deras, dan lain-lain. Sebaik apapun wahana bermain, tetap saja keselamatan anak nomer satunya.
Kedua, sebaiknya anak bermain dengan teman sebaya. Dengan teman sebaya anak-anak akan lebih nyaman, kreativitas mereka akan tumbuh, terhindar dari sifat egois, memiliki kehidupan sosial yang baik, dan jika terjadi benturan fisik akan terjadi benturan yang seimbang, sehingga tidak membahayakan. Sebaliknya, jika bermain dengan anak-anak yang lebih dewasa, mereka akan merasa rendah diri, hanya menjadi follower teman-teman besarnya, dan jika terjadi benturan fisik pada saat bermain, anak yang lebih kecil akan kalah.
Ketiga, menciptakan permainan edukatif. Bermain sebenarnya dapat digunakan untuk belajar. Bahkan anak-anak balita, belajar dari bermain. Permainan-permainan yang melibatkan unsur kreasi, inovasi, dan penemuan tentu akan sangat berguna bagi anak. Tetapi, tentu saja memerlukan orang dewasa yang mengarahkannya.