Lihat ke Halaman Asli

Anselmus Pio Pazia

pelajar sekolah

Pengalaman Saya sebagai Seminaris di Seminari Mertoyudan Tingkat Pertama

Diperbarui: 27 September 2024   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: instagram @ken912_

Pada hari ini saya ingin menceritakan pengalaman saya sebagai seminaris, pengalaman ini membuat perasaan saya campur aduk banyak yang mau saya ceritakan, tetapi saya akan menceritakan secara singkat saja. pengalaman pertama saya sebagai seminaris itu sedih, senang, bingung, dan banyak perasaan saya yang tak sempat terucap dan terungkap.  di seminari saya menjalin kehidupan saya dengan normal tanpa suatu masalah yang memicu masalah seangkatan tetapi hari ke hari permasalahan itu timbul satu per satu, orang ke orang sampai seangkatan ke angkatan lain.

walau begitu angkatan saya menyelesaikan permasalahan itu dengan cepat, mereka sangat kooperatif dan saling membantu antar satu dengan yang lain. kadang ada permasalahan yang tak terselesaikan dan dilupakan saja karena ada permasalahan yang tak begitu besar dan tak begitu dipedulikan.

di seminari Mertoyudan pelajaran itu bisa dan gampang di cerna karena mereka mungkin mempunyai motto yaitu "Non scholae sed vitae discimus" yang berarti kita sekolah tidak untuk mencari nilai tetapi mencari ilmu/pengetahuan. perasaan saya di seminari Mertoyudan sampai saat ini itu senang karena saya sudah mulai akrab dengan teman-teman saya, dan juga sudah mulai kerasan. 

tetapi ada sesuatu yang menjadi pertanyaan saya sehari-hari yaitu "Mengapa waktu  yang ada di seminari Mertoyudan itu sangat singkat dan cepat?".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline