Lihat ke Halaman Asli

Ans Dawa

catatan pojok!

Pantai Abudenok, Antara Harapan dan Kenyataan

Diperbarui: 21 April 2021   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Pantai Abudenok, terletak di wilayah Besikama,  kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, NTT. Foto: doc IG abudenok_beach) 

MALAKA - Abudenok, tempat terbaik matahari terbit ada di sini. Kilauan sunrise langsung menikam di pusaran laut sementara di tepian laut, cemara-cemara bernyanyi di antara siul burung-burung dan hembus angin pantai selatan.

Dari sinilah peraduan dimulai, antara pagi yang menggemaskan, antara kaki-kaki nelayan yang mulai menoleh ke perahu, antara perjalanan hari yang tak punya titik akhir, bahkan antara harapan dan kenyataan yang terbengkalai.

Pantai Abudenok menampilkan wujudnya sebagai destinasi wisata yang berparaskan keindahan alami. Wisata hutan cemara menjadi suguhan panorama yang tak terbantahkan keindahannya, sedangkan gemuruh Abudenok seolah menjadi  representasi betapa keras dan hebatnya ombak laut selatan.

(Hutan cemara Abudenok. Foto: doc IG mtma_malaka) 

Menjelang sore, wajah Abudenok mulai ramai dikunjungi wisatawan yang datang dari berbagai pelosok dengan harapan bisa mendapati ikan segar hasil tangkapan para nelayan, atau ingin melepas penat di pinggiran pantai sambil berselfie. Ada juga yang sengaja memancing waktu dengan kepulan asap dan segelas kopi hitam lalu duduk manis menikmati tenggelamnya matahari.Indah memang!Meski Abudenok punya kekhasan dan keunikan, pantai ini tak elok kita jadikan hanya sebatas tempat singgahan, datang lalu pergi semaunya.

Ada banyak catatan yang perlu diperjuangkan untuk memajukan destinasi alam yang terletak di kecamatan Malaka Barat ini. Meski tak harus secepat kilat, pantai Abudenok sudah harus dipikirkan dengan matang progres ke depannya, harus dijaga dan diperhatikan sebisa-mungkin. Sampai di sini perlu adanya sinergitas antara pemerintah setempat, pemerhati lingkungan, serta generasi muda yang punya niat luhur mengembangkan kawasan Abudenok.


Suasana Abudenok pagi hari. Foto: Yulius N.B

Ada kalimat sederhana mengatakan, kalau tak mampu menjaga alam, mampukan diri untuk tidak merusaknya. Barangkali ini menjadi peringatan untuk kita agar selalu melihat alam sebagai keindahan paling luhur dan pantas untuk dijaga dan dikembangkan. (AD) 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline