Lihat ke Halaman Asli

Ansarullah Lawi

Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Ucapkan Selamat Tinggal pada Kebiasaan Buruk Berbicara dengan Tips ini!

Diperbarui: 28 Mei 2024   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pexels.com | Henri Mathieu-Saint-Laurent 

Suara manusia adalah instrumen yang luar biasa. Dari waktu ke waktu, suara kita telah digunakan untuk menyampaikan perasaan, ide, dan bahkan memicu peristiwa besar. Namun, sering kali, banyak orang merasa bahwa mereka tidak didengarkan saat berbicara. 

Kenapa ini bisa terjadi? Mungkin kita tidak menyadari beberapa kebiasaan buruk yang sering kita lakukan saat berbicara. Mari kita lihat lebih dalam mengenai tujuh dosa besar dalam berbicara dan bagaimana cara menghindarinya untuk membuat ucapan kita lebih efektif dan berpengaruh.

Gosip adalah salah satu kebiasaan buruk yang sering kita lakukan tanpa sadar. Berbicara buruk tentang seseorang yang tidak ada di tempat adalah tindakan yang tidak baik. Kita tahu betul bahwa orang yang suka bergosip kemungkinan besar juga akan bergosip tentang kita di belakang kita. Kebiasaan ini tidak hanya merusak hubungan, tetapi juga membuat orang enggan mendengarkan kita karena mereka merasa kita tidak dapat dipercaya.

Menghakimi adalah kebiasaan buruk lainnya yang perlu kita hindari. Sulit untuk mendengarkan seseorang yang terus-menerus menghakimi orang lain. Ketika kita merasa dihakimi, kita cenderung menutup diri dan tidak benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan. Sikap menghakimi menciptakan dinding antara pembicara dan pendengar, menghalangi komunikasi yang efektif.

Negativitas juga merupakan penghalang besar dalam komunikasi. Sikap negatif bisa sangat merusak suasana percakapan. Misalnya, seorang ibu menjadi sangat negatif di akhir hidupnya. Setiap hal yang dikatakan oleh anaknya selalu dianggap buruk olehnya. Ini membuat sang anak merasa enggan untuk berbicara dengannya karena sikap negatif tersebut. Mengeluh adalah bentuk lain dari negativitas yang harus dihindari. Mengeluh terus-menerus hanya menambah beban pada suasana percakapan dan membuat orang lain merasa tidak nyaman.

Alasan dan menyalahkan orang lain adalah kebiasaan buruk yang sering kita jumpai. Beberapa orang selalu mencari alasan dan menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka sendiri. Ini membuat mereka sulit dipercaya dan didengarkan karena tidak ada yang mau mendengarkan orang yang tidak bertanggung jawab. Menyalahkan orang lain menunjukkan bahwa kita tidak mau bertanggung jawab atas tindakan kita sendiri, yang merusak integritas kita di mata orang lain.

Membesar-besarkan sesuatu adalah kebiasaan buruk yang dapat merusak kepercayaan. Jika kita selalu melebih-lebihkan, orang lain akan sulit mempercayai kita. Contohnya, jika kita selalu mengatakan bahwa sesuatu yang biasa-biasa saja adalah "luar biasa," maka ketika kita benar-benar menemukan sesuatu yang luar biasa, kita kehabisan kata-kata untuk menggambarkannya. Kebiasaan ini bisa merusak kredibilitas kita sebagai pembicara.

Dogmatisme adalah kebiasaan menganggap pendapat pribadi sebagai fakta. Orang yang dogmatis sering kali sulit didengarkan karena mereka memaksakan pendapat mereka sebagai kebenaran mutlak. Ini menciptakan suasana percakapan yang tidak nyaman karena tidak ada ruang untuk perbedaan pendapat.

Setelah mengetahui kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut, apakah ada cara untuk memperbaiki cara kita berbicara? Tentu saja ada. Ada empat pilar penting yang bisa kita gunakan untuk membuat ucapan kita lebih kuat dan berpengaruh. Pilar-pilar ini bisa diingat dengan kata "HAIL," yang dalam bahasa Inggris berarti menyapa dengan antusiasme.

Kejujuran adalah dasar dari komunikasi yang baik. Bersikap jujur, jelas, dan langsung dalam ucapan kita membuat orang lebih mudah mempercayai dan mendengarkan kita. Kejujuran menciptakan fondasi kepercayaan antara pembicara dan pendengar. Otentisitas juga penting. Jadilah diri sendiri ketika berbicara. Ketika kita berbicara dengan otentisitas, kita menunjukkan kepribadian kita yang sejati, dan ini membuat orang lain lebih mudah berhubungan dan mendengarkan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline